KATAWARGA.ID – Desa Banitobo, Kecamatan Lebatukan Kabupaten Lembata merupakan desa pertama yang melakukan panen perdana padi dan jagung pada awal April 2024 yang lalu.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lembata Petrus Kanisius Tuaq mengapresiasi kepala desa Banitobo karena memiliki program inovasi pembangunan pertanian dan ketahanan pangan di desa.
“Saya sangat senang dengan kepala desanya yang mempunyai program membangun pertanian dan ketahanan pangan di desanya,” ujar Kanis, Jumat 12 April 2024.
Dia menyebutkan, negara kuat kalau desa juga kuat, apalagi dalam urusan pangan.
“Urusan pangan saat ini sedang dalam kondisi yang tidak baik, krisis pangan, harga naik, ketersediaan pangan terbatas, ini bagian dari krisis pangan yang tidak main-main,” katanya.
Desa Banitobo, katanya, menjadi salah satu contoh desa yang bisa memanfaatkan sumber daya air yang ada di bentangan Letu Boro yang ada di wilayah itu.
“Tanam pertama saya kesana dengan kondisi hujan angin tapi kami bisa bersama-sama melakukan panen perdana,” terangnya.
Potensi lahan di Banitobo sangat luas namun lahannya masih dalam kondisi lahan berat yang perlu diintervensi dengan perluasan lahan atau membuka lahan baru.
“Kalau airnya cukup, sungai mengalir sampai ke pantai Waiteba itu cukup untuk kita bekerja di lahan-lahan yang ada. Sungai sepanjang itu mestinya kita manfaatkan air yang ada apalagi sekarang ini kita susah dapat air,” ungkapnya.
Kanis berharap semua desa di Lembata perlu menjaga ketahanan pangan di desanya agar negara ini kuat dengan aksi-aksi nyata.
Di aspek lain, dia mencontohkan, petani punya ternak, ada ayam, kambing, dan babi di rumah, beternak besar seperti sapi dan kuda. Kalau beternak besra tidak ada minimal ada beternak kecil harus ada supaya menjaga protein dan ketahanan pangan ditambah karbohidrat supaya potensi yang ada di Lembata harus dimanfaatkan dengan demikian ekonomi di desa pasti meningkat.
“Dia jual jagung, jual ubi yang dia tanam maka akan mendapatkan hasil,” katanya.
Kepala Desa Banitobo Ignatius Koda mengatakan, pembukaan sawah irigasi itu merupakan bagian dari program kerja yang dia sampaikan dalam visi misi sebagai kepala desa yaitu “Terwujudnya Kemandirian Ekonomi Berbasis Pertanian” sekaligus upayanya untuk memanfaatkan saluran irigasi yang sudah dibangun pemerintah daerah pada tahun 2018.
Selain membuka sawah irigasi, warga dan pemerintah juga telah membuka lahan untuk kebun jagung hibrida seluas 3,5 hektar. Ignatius berujar, anggaran untuk pembukaan sawah dan kebun jagung ini berasal dari 20 persen dana desa untuk ketahanan pangan.
Ignatius bertekad mendongkrak produktivitas pertanian warga. Menurut dia, selama ini, produksi pertanian warga desa Banitobo belum maksimal untuk bisa menopang perekonomian warga setempat.
Pembukaan sawah dan kebun jagung juga perlu dilakukan di tengah melonjaknya harga beras di pasaran. Jadi, dia harap program cetak sawah irigasi dan kebun jagung hibrida bisa membawa manfaat lipat ganda bagi masyarakat.
“Saya mau mengubah konsep bertani lama ke bertani yang lebih modern,” tandasnya. (Redaksi/)