DI KABUPATEN Lembata, pesta Sambut Baru atau Komuni Pertama bukan sekadar hajatan rohani, melainkan juga pesta budaya yang begitu meriah. Setiap tahun, anak-anak kelas 5 SD di seluruh paroki menerima Sakramen Komuni, dan di balik prosesi sakral itu, terselip tradisi yang menyedot anggaran luar biasa besar.
Baru-baru ini, di Paroki Santa Maria Banneaux Lewoleba, sebanyak 184 anak menerima komuni pertama mereka. Bagi keluarga, momen ini bukan hanya soal doa dan misa, melainkan juga pesta syukur yang dirayakan besar-besaran. Sudah jadi kebiasaan, hampir setiap keluarga yang anaknya menerima komuni akan memotong seekor babi sebagai simbol pesta.
Namun, di balik sukacita itu, ada hitung-hitungan ekonomi yang membuat banyak orang tercengang. Jika satu babi dihargai Rp6 juta, maka dengan 184 anak yang menerima komuni, total uang yang keluar untuk satu hari pesta bisa mencapai Rp1,1 miliar lebih.
“Pesta sambut baru sudah menjadi bagian dari identitas orang Lembata,” ujar Kris, warga Lewoleba dengan santai.
Meski angka itu fantastis, publik tak pernah menyalahkan orang tua. Di Lembata, pesta Sambut Baru adalah budaya. Bagi keluarga, hajatan itu adalah bentuk syukur dan penghargaan bagi anak yang untuk pertama kali menyambut Tubuh Kristus.
Namun, pertanyaan muncul, bagaimana jika uang miliaran rupiah itu dialihkan untuk pendidikan anak, kesehatan, atau tabungan masa depan?
Sementara itu, gelombang pesta Sambut Baru belum akan berhenti. Dalam waktu dekat, Paroki Kristus Raja Wangatoa dan Paroki Fransiskus Asisi Lamahora juga akan menggelar penerimaan komuni. Jika masing-masing ada 100 anak, dan setiap anak memotong satu ekor babi, maka dana yang keluar bisa mencapai Rp1,2 miliar lagi.
Bank NTT Tawarkan Jalan Tengah
Di tengah euforia pesta yang selalu “menguras dompet”, Bank NTT hadir dengan inovasi baru yakni, Tabungan Sambut Baru dan Tabungan Kurban.
Egbert Balukh, Pimpinan Bank NTT Cabang Lewoleba, menjelaskan bahwa program ini diluncurkan untuk membantu masyarakat mempersiapkan pesta besar seperti Sambut Baru maupun Ibadah Kurban.
“Dengan menabung jauh-jauh hari, orang tua tidak akan kaget saat hajatan tiba. Mereka bisa lebih siap secara finansial,” ujar Egbert kepada katawarga.id belum lama ini.
Menurutnya, program ini bukan hanya soal uang, tetapi juga membangun kebiasaan menabung secara disiplin.
“Kalau biaya pesta sambut baru butuh banyak anggaran artinya ada potensi besar yang bisa dikelola lebih baik melalui tabungan,” tambahnya.