Camat Ile Ape Gerah, Bongkar Carut Marut Dana Desa Bungamuda: Proyek Air Bersih Mangkrak, BUMDes Gelap, Warga Jadi Korban

CAMAT Ile Ape, Laurensius Lebe akhirnya angkat suara lantang soal “bobroknya” tata kelola pemerintahan Desa Bungamuda. Ia mengaku pengelolaan Dana Desa dan berbagai kegiatan di wilayah itu sarat dengan kejanggalan, bahkan meninggalkan masalah berkepanjangan.

Menurut Laurensius, sejumlah proyek strategis yang menggunakan Dana Desa justru berujung buntu, mulai dari keuangan BUMDes yang tidak transparan, mobil tangki air milik BUMDes yang terbengkalai, hingga proyek air bersih senilai Rp150 juta yang mangkrak tanpa hasil.

BUMDes Gelap, Mobil Tangki Jadi Besi Tua

Laurensius menyoroti tajam pengelolaan BUMDes yang disebut tidak pernah jelas pertanggungjawabannya. Hingga kini, pemerintah desa tidak pernah menyampaikan laporan keuangan yang transparan kepada masyarakat.

Banyak warga di Bungamuda juga mengatakan bahwa, pengelolaan keuangan BUMDes tidak jelas dan pertanggungjawaban tidak ada. Bahkan, hasil usaha mobil tangki air yang dibeli justru hasilnya dikabarkan nihil.

“Masalah ini terlalu berbelit belit, kampung lagi dalam keadaan tidak baik,” ungkap Laurensius kepada katawarga.id Jumat 29 Agustus 2025

Sekarang mobil tangki BUMDes itu sudah berbulan-bulan tidak jalan, ban kempes, oli kering dan jadi besi tua di kampung.

Proyek Air Bersih Rp150 Juta: Mangkrak, Polisi Pernah Periksa Kades

Kritik paling keras diarahkan pada proyek air bersih tahun 2024 yang digagas Kepala Desa Bungamuda, Albertus Sili.

Proyek senilai Rp150 juta itu sejak awal dianggap amburadul, mulai dari perencanaan, penganggaran, hingga pelaksanaannya.

Mesin pompa yang dibeli ternyata tidak sesuai spesifikasi, sehingga mengalami kendala ketika dioperasikan. Ironisnya, dana proyek justru habis sebelum pekerjaan selesai. Alhasil, air bersih yang dijanjikan tak kunjung mengalir ke rumah-rumah warga.

“Proyek itu sudah habiskan anggaran, dikerjakan kontraktor tidak selesai dan mereka swakelola tapi tetap tidak selesai,” terangnya.

Laurensius juga mengatakan bahwa Polisi sempat panggil dan periksa kepala desa dan aparatnya, tapi masalahnya tidak pernah benar-benar tuntas.

Polres Lembata sendiri sempat merekomendasikan agar pemerintah desa segera membenahi masalah air agar warga bisa menikmatinya. Namun hingga kini, rekomendasi itu sekadar kertas tanpa tindak lanjut.

Camat Minta Bupati Audit Pemdes Bungamuda

Situasi pelik ini membuat Laurensius gerah. Ia menilai pemerintah Desa Bungamuda sudah sulit dibenahi secara internal dan perlu intervensi serius dari pihak ketiga.

“Saya sudah perintahkan pemerintah desa buat surat ke Bupati agar Inspektorat turun audit. Kalau tidak, masyarakat di bawah akan terus ribut, dan masalah ini tidak akan pernah selesai,” tegasnya.

Selain itu, ia juga sudah memerintahkan Kepala Seksi Pemerintahan di kecamatan untuk berkoordinasi dengan pendamping desa guna memverifikasi langsung realisasi fisik dan keuangan APBDes Bungamuda.

Desa Krisis, Warga Jadi Korban

Laurensius menegaskan, carut-marut pengelolaan dana desa Bungamuda bukan lagi sekadar masalah teknis, tetapi sudah menjadi krisis tata kelola yang menyengsarakan warga.

“Situasi di kampung penuh hiruk pikuk. Masalah-masalah ini harus segera diurai. Kalau tidak, masyarakat terus jadi korban. Desa dalam keadaan tidak baik, jadi harus ada pihak ketiga yang ikut turun tangan,” pungkasnya.(*)