Toko Putra Go di Larantuka Jadi Gudang Rokok dengan Pita Cukai Palsu

ROKOK tanpa pita cukai kembali merebak di Nusa Tenggara Timur. Di jantung kota Larantuka, Kabupaten Flores Timur, peredaran rokok ilegal berlangsung terang-terangan tanpa sentuhan aparat. Salah satu titik penjualannya berada di Toko Putra Go di Jalan Jenderal Sudirman, Kelurahan Sarotari Tengah.

Toko yang diketahui milik Leophold Eddy Goni itu menjual rokok merek Rastel tanpa pita cukai resmi dalam jumlah besar. Berdasarkan penelusuran katawarga.id, rokok ilegal ini diduga dipesan dari Surabaya, Jawa Timur, lalu dikirim melalui Tol Laut rute Surabaya–Larantuka.

Setibanya di pelabuhan, barang muatan disamarkan dalam mobil boks tertutup dan langsung dibawa ke gudang penyimpanan di area Toko Putra Go. Dari lokasi itu, rokok Rastel didistribusikan ke berbagai kios dan toko di Larantuka, bahkan menyeberang ke Kabupaten Lembata lewat jalur laut Larantuka–Lewoleba.

Harga jualnya pun jauh dibawah pasaran: Rp130.000 hingga Rp150.000 per slop, dibandingkan rokok resmi yang membayar cukai negara. Selisih harga ini menjadi magnet bagi pedagang dan konsumen, sekaligus menunjukkan kebocoran penerimaan negara yang dibiarkan menganga.

Gudang utama rokok Rastel diduga kuat berada di dalam kompleks toko. Namun hingga kini, belum ada keterangan resmi dari Bea dan Cukai maupun Kepolisian Flores Timur. Diamnya aparat kian mempertebal kesan pembiaran terhadap praktik yang jelas-jelas melanggar hukum ini.

Fenomena ini menunjukkan betapa pengawasan fiskal dan penegakan hukum di daerah lemah dan mudah dilumpuhkan oleh kepentingan bisnis cepat untung. Di tengah gencarnya kampanye nasional gempur rokok ilegal, praktik semacam ini justru tumbuh subur di bawah hidung pemerintah daerah.

Sementara itu Pihak Toko Putra Go yang dihubungi katawarga.id belum memberikan tanggapan hingga berita ini diterbitkan.(*)