PROGRAM makan siang bergizi gratis yang diluncurkan di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) menuai keluhan dari masyarakat sejak hari pertama. Alih-alih mendapatkan makanan bergizi lengkap, namun siswa di wilayah tersebut justru hanya menerima snack ringan sebagai menu makan siang pada Jumat 7 Maret 2025.
Sejumlah orang tua dan guru menyayangkan pelaksanaan program yang dinilai tidak sesuai harapan. Bahkan tidak sedikit masyarakat Lembata menyoroti program Presiden Prabowo ini.
“Kami pikir nasi, ikan atau daging, sayur, buah dan susu. Tapi ini hanya roti, energen mentah, kurma tiga biji dan kelengkeng dua biji,” ujar Bengang Ola, seorang wali murid yang anaknya bersekolah di SMP Negeri 4 Nubatukan, Lewoleba.
Program makan siang bergizi gratis ini merupakan bagian dari kebijakan pemerintah untuk meningkatkan gizi dan mendukung tumbuh kembang anak-anak di sekolah. Namun, realisasi di lapangan masih jauh dari harapan.
Pihak sekolah di Lembata pun mengaku hanya mendistribusikan makanan sesuai dengan yang mereka terima dari penyedia.
“Kami hanya kasi apa yang dikirim. Isinya macam snack dan itu yang kami sajikan,” kata seorang guru di Lembata.
Sementara itu, Dinas Pendidikan Kabupaten Lembata menyatakan bahwa, menu tersebut disesuaikan dengan standar yang diberikan Badan Gizi Nasional.
“Mungkin disesuaikan dengan arahan dari BGN e,” ujar Kadis Pendidikan Lembata, Wens Pukan ketika dikonfirmasi.
Sejumlah elemen dan masyarakat kebanyakan di Lembata juga mendesak supaya program Prabowo ini dievaluasi.
“Kalau seperti begini maka fatal, anak-anak bisa kena Diabetes,” sebut Willy, warga Kota Lewoleba.
Masyarakat berharap pemerintah segera mengambil tindakan tegas agar tujuan utama program ini tercapai, yaitu meningkatkan gizi anak-anak di daerah tersebut.(tim/red/)