SEBUAH peristiwa mengejutkan terjadi di Kota Lewoleba, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, di mana seorang siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) 1 Nubatukan diduga menjadi korban penyiraman air keras oleh orang tak dikenal saat pergi ke sekolah, Senin 14 Oktober 2024 pagi.
Anak perempuan yang dikabarkan berusia kelas 2 SMP ini mengalami luka parah di bagian wajah, khususnya pada kedua matanya dan mulut. Kedua mata korban dilaporkan tidak bisa dibuka akibat luka bakar serius yang dialami, sementara bagian mulutnya juga terluka parah, membuatnya kesulitan untuk berbicara.
Kejadian ini bermula saat korban sedang dalam perjalanan ke sekolah, tiba-tiba dua orang berboncengan dengan Honda Beat Merah dari arah belakang mendekatinya dan menyiramkan cairan yang diduga air keras ke arah wajah korban.
Usai menyiram cairan yang diduga air keras itu, pelaku langsung melarikan diri dan hingga saat ini masih dalam pencarian pihak kepolisian.
Dari informasi yang diterima katawarga.id, pelaku menggunakan masker dan jilbab sewaktu melancarkan aksinya.
Kasat Intel Kepolisian Resor Lembata, Natan Palinggi mengatakan, pihaknya sedang melakukan penyelidikan intensif atas kasus ini.
Tim Reskrim dan Intel Polres Lembata juga tengah mengumpulkan keterangan dari saksi-saksi di sekitar tempat kejadian sekaligus mengidentifikasi pelaku tersebut.
“Sementara bergerak,” ujar Natan Palinggi ketika dikonfirmasi, Senin 14 Oktober 2024 siang.
Terpisah, dari keterangan yang disampaikan Yoseph Ladjar, warga Lewoleba dalam postingannya di akun Facebook Yoseph Ladjar juga menulis bahwa, setelah disiram dengan cairan yang diduga air keras, siswi SMP itu langsung dilarikan ke Rumah Sakit untuk mendapatkan perawatan intensif.
Terhadap kasus ini, banyak pihak di Lembata menyatakan prihatin kepada siswi tersebut. Tidak sedikit juga mengutuk tindakan biadab yang dilakukan oknum penjahat itu.
Peristiwa tragis ini mengejutkan banyak warga Lewoleba. Masyarakat berharap pelaku segera ditangkap dan diadili, serta meminta pihak berwenang untuk meningkatkan keamanan di sekitar sekolah-sekolah guna mencegah kejadian serupa terulang kembali.
Banyak pihak di Lembata bahkan mendesak agar musti ada pengawasan terhadap siswanya, terutama saat mereka pulang sekolah. Kasus ini kini menjadi sorotan utama, tidak hanya di Lewoleba, tetapi juga di berbagai wilayah Nusa Tenggara Timur.(Tim-Red/)