Mesin Politik PDIP Lembata Panas, Tujuh Kandidat Incar Kursi Ketua, Frans Gewura Klaim Unggul Dukungan?

SUHU politik di internal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kabupaten Lembata mendadak memanas. Pasca Kongres VI PDIP di Bali, mesin partai berlambang banteng moncong putih ini langsung tancap gas memasuki tahapan konsolidasi kepengurusan. Target utamanya: menentukan siapa yang paling layak duduk di kursi empuk Ketua DPD, DPC hingga PAC.

Kini, proses seleksi calon Ketua DPD dan DPC memasuki babak krusial: Psikotes. Instruksi tegas datang dari DPP lewat Surat Nomor 79/IN/DPP/IX/2025 tertanggal 12 September 2025, yang mewajibkan semua kandidat menjalani psikotes daring gelombang VI pada 15 September 2025 pukul 14.00 WIB. Setelah itu, para kandidat masih harus melewati uji pamungkas fit and proper test.

Tujuh Nama Berebut Kursi Ketua DPC 

Di Lembata, penjaringan aspirasi dimulai dari bawah: PAC. Dari proses itu lahirlah tujuh nama calon Ketua DPC PDIP Lembata, diantaranya : G. Fransiskus, Sebastianus Muri, Florentinus Ola, Rafael Ratu, Rafael Miku, Karno Kraeng dan Broin Tolok.

Ketujuh nama ini, sesuai instruksi partai, wajib menjalani psikotes. Persaingan dipastikan ketat, sebab kursi Ketua DPC bukan hanya soal jabatan, tetapi simbol kekuatan politik banteng di tanah Lembata.

Frans Unggul Dukungan, Tapi Tetap Rendah Hati

Dari peta dukungan, Ketua DPC PDIP Lembata saat ini, GM Fransiskus alias Frans Gewura, mengklaim mengantongi restu mayoritas PAC. Tak tanggung-tanggung, 6 dari 9 PAC menyatakan dukungan kepadanya. Meski begitu, Frans memilih tampil kalem dan merendah.

“Keputusan ada di tangan DPP. Kalau DPP menetapkan kader muda, itu pertanda kaderisasi berjalan baik,” tegas Frans.

Sebagai pimpinan DPRD Lembata, Frans menegaskan dirinya tak haus jabatan. Justru ia ingin membuka ruang sebesar-besarnya bagi generasi muda PDIP untuk tampil ke depan.

“Anak muda itu energik, kreatif, dan bisa diterima di kalangan muda. Harapannya, mereka bisa membawa partai ini lebih baik ke depan,” ujarnya.

Loyal Meski Di Luar Struktur

Frans menegaskan, sekalipun nanti tak lagi berada di kursi Ketua DPC karena faktor usia, dirinya akan tetap setia menjadi bagian dari PDIP. Ia berkomitmen mendukung penuh kepengurusan baru periode 2025–2030.

“Walaupun saya ada di luar struktur, saya tetap bersama PDIP untuk kepentingan partai ke depan,” kata Frans menutup dengan nada penuh loyalitas.

Sinyal Kaderisasi dan Pertarungan Sehat

Tahapan psikotes dan fit and proper test ini menjadi arena uji mental sekaligus sinyal kuat dari DPP PDIP: bahwa proses kaderisasi bukan sekadar jargon, melainkan kenyataan yang harus dijalani semua kader.

Di Lembata, pertarungan 7 kandidat Ketua DPC ini ibarat panggung gladiator politik. Apakah Frans Gewura akan kembali duduk di kursi Ketua dengan legitimasi mayoritas PAC? Atau justru banteng muda yang akan melompat ke gelanggang kepemimpinan?

Jawabannya akan segera terkuak, seiring roda konsolidasi PDIP yang terus menggelinding pasca Kongres VI Bali.(*)