JOHN BATAFOR, Anggota DPRD Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) menolak untuk ikut dalam bimbingan teknis (Bimtek) yang direncanakan berlangsung di Jakarta pada 21-26 April 2025 mendatang.
Ini merupakan kali kedua John menolak ikut Bimtek di Jakarta, karena tidak sejalan dengan semangat efisiensi yang tengah digaungkan pemerintah.
Bimtek di Jakarta untuk 25 anggota dewan Lembata itu menyedot anggaran sebesar Rp 600 juta, terdiri dari uang transportasi dan akomodasi.
Uang transportasi dan akomodasi ratusan juta untuk Bimtek ke Jakarta itu baginya terlalu besar, sehingga lebih Efisiensi dilakukan di daerah terdekat. Apalagi Bimtek jauh-jauh jarang menunjukan progres yang signifikan di lembaga DPRD.
Untuk kepentingan Bimtek, John sendiri tidak tolak, namun dia menganjurkan, dilakukan secara daring atau di lokasi terdekat supaya ada penghematan.
“Kalau secara online atau mungkin di Kupang dan di Lewoleba saya ikut karena anggaran tidak terlalu besar,” ujarnya.
Politisi Nasdem ini bahkan berkata, setiap tahun, materi Bimtek selalu sama. Dirinya menolak pergi ke Jakarta karena bisa mengakses materi Bimtek lewat Internet tanpa mengeluarkan banyak duit.
“Untuk wawasan dan penguatan saya belajar dari smartphone saja. Kalau Bimtek dilaksanakan di Kupang atau Lembata saya ikut. Kalau ke Jakarta kali ini saya lebih berpikir untuk uang saya kembali dimanfaatkan untuk daerah ketimbang kasih mereka di kota besar sana,” tegasnya.
Menurutnya, kalau Bimtek di Lembata maka daerah bisa hemat atau saving ratusan juta per sekali kegiatan dan uang itu bisa dipakai untuk membiayai program yang menyentuh langsung masyarakat di tengah efisiensi.
“Jika kegiatan ini bisa dilakukan di Lembata kita bisa hemat Rp 1 miliar lebih,” tandasnya.(*)