KONTROVERSI terkait kuota BBM jenis Pertalite kembali memanas setelah Manejer SPBU Waijarang dan Balauring secara resmi meminta agar Manejer SPBU Ile Ape meminta maaf atas pernyataan keliru mengenai kuota BBM subsidi yang disampaikan di katawarga.id, Rabu 14 Agustus 2024 pagi, kemarin.
Polemik ini bermula ketika pihak SPBU Ile Ape mengeluarkan informasi yang tidak sesuai mengenai kuota BBM jenis Pertalite, yang memicu kebingungan di kalangan konsumen, khusus masyarakat Lembata.
Dalam keterangan resminya, Rabu 14 Agustus 2024, Manejer SPBU Waijarang dan Balauring, Stef Paokuma menegaskan agar pihak manajemen SPBU Ile Ape memberikan permintaan maaf secara terbuka agar publik Lembata bisa mendapat informasi yang benar sekaligus meminimalisir penilaian miring terhadap dua SPBU tersebut.
“Sehingga kita minta dia secara terbuka melalui media menyampaikan permohonan maaf resmi terhadap pernyataan tersebut,” tegas Stef Paokuma.
Menurut Stef, pernyataan keliru dan gegabah yang disampaikan Manejer Pelaksana Harian SPBU Ile Ape, Frans Huar itu sangat mengganggu stabilitas manajemen Perusahaan yang menaungi SPBU Waijarang dan SPBU Balauring. Bahkan menurutnya, pihak SPBU Ile Ape terkesan mencampuri urusan internal SPBU Waijarang dan SPBU Balauring dan dianggap seperti Pertamina yang tahu persisi kebutuhan kuota Pertalite di dua SPBU itu.
“Tentu secara manajemen masyarakat akan menilai bahwa dua SPBU ini nafsunya untuk buat SPBU tapi tidak bisa tebus kuota sesuai penetapan dari Pertamina, namun kenyataan kan tidak, karena itu pihak SPBU di Tanah Merah (Ile Ape) harus sampaikan permintaan maaf terbuka,” tambahnya tegas.
Stef berujar bahwa pihaknya berencana mengambil langkah hukum jika manajemen SPBU Ile Ape tidak memberikan permohonan maaf dalam kurun waktu satu kali dua puluh empat jam.
“Karena ini sudah dipublikasi dan menjadi diskusi masyarakat Lembata,” terangnya.
Untuk diketahui, kuota Pertalite yang disediakan Pertamina untuk SPBU Waijarang adalah5 ton per hari atau sebanyak 150 kilo liter per bulan. Kuota yang sama juga berlaku untuk SPBU Balauring.
PT Kompak yang menaungi SPBU Waijarang dan Balauirng itu juga sudah mengajukan permohonan penambahan kuota Pertalite namun sampai saat ini pihak Pertamina belum memenuhi permintaan tersebut.
“Kami sudah minta kuota dinaikkan tapi Pertamina hanya bisa penuhi itu, jadi hal ini berbeda dengan SPBU di Tanah Merah (Ile Ape),” sebut Stef Paokuma.
Stef juga menambahkan, meski dengan keterbatasan kuota Pertalite yang mereka tebus dari Pertamina namun pelayanan dan penyaluran kepada masyarakat setiap harinya berjalan lancar tanpa antrean panjang dan bahkan masih ada sisa.
“5 kilo liter sekalipun dengan pengawasan super ketat dari pihak perusahaan akhirnya 5 kilo liter itu bahkan sampai sisa apalagi kalau kuota dinaikkan sampai 10 kilo liter,” tandasnya.(Tim-Redaksi/)