LEMBATA – Ratusan warga Desa Tanjung Batu yang tinggal di lokasi Perumahan Waisesa, Kecamatan Ile Ape Kabupaten Lembata mengalami krisisi air bersih.
Kondisi ini terjadi sejak tahun 2022. Sebanyak 173 Kepala Keluarga (KK) yang kini menetap di perumahan tersebut mengeluh.
Untuk kebutuhan rumah tangga, warga harus membeli air dari mobil Tanki. Harga per drumnya berkisar Rp.15.000-Rp.20.000.
“Air tidak ada semua pake beli,” kata Tadon, salah satu warga Tanjung Batu kepada katawarga.id, Kamis 27 Juli 2023.
Tadon mengaku, air yang mereka beli hanya dimanfaatkan untuk kebutuhan makan dan minum, sementara untuk keperluan mandi dan cuci warga menggunakan air payau yang diambil dari sumur.
Kepala Desa Tanjung Batu, Nurdin Nama juga mengeluh dengan kondisi yang dialami warga desanya. Menurut dia, saat ini, penduduk Tanjung Batu di perumahan Waisesa membutuhkan akses air bersih.
Dia menjelaskan, rumah bantuan bagi korban Badai Seroja ini dilengkapi dengan sumur bor yang sambungan pipanya langsung masuk ke setiap rumah. Akan tetapi, sampai sekarang air tidak pernah keluar.
Kondisi ini sudah terjadi sejak lama. Pemerintah setempat juga sudah melakukan berbagai upaya mulai dari berkoordinasi dengan dinas teknis di Lembata bahkan di Propinsi yang dipercaya bisa mengatasi masalah ini akan tetapi hasilnya nihil.
Bahkan, Kepala Desa Nurdin sendiri ingin menggagas proyek sumur bor tetapi hal itu tidak kesampaian lantaran desa tidak punya anggaran yang cukup untuk membiayayi kegiatan tersebut.
“Perumahan Waisesa ada 173 unit, rata-rata semua orang disana petani. Air bersih jadi masalah, orang pake beli satu drum 15.000-20.000,” ujar Nurdin Nama.
Selain Tanjung Batu, krisis air bersih juga dialami ratusan warga desa Waowala yang berada di Perumahan Podu, Kecamatan Ile Ape. Disana, warga hanya bisa membeli air dari mobil Tanki dengan harga yang dianggap cukup mahal.
Menurut mereka, air bersih menjadi masalah serius yang musti diatasi karena berhubungan dengan kebutuhan hidup dan aktifitas sosial kemasyarakatan lainnya.
“Tidak ada air, orang tidak bisa bikin apa-apa,” tandas Ola, warga Desa Waowala.(Red)