LEMBATA – Masyarakat di Kota Lewoleba kembali merasakan gemuruh cukup kuat dari Gunung Ile Lewotolok selama seminggu terakhir. Gemuruh beberapa kali juga mengagetkan warga yang sedang beraktivitas.
“Gemuruh gunung cukup kuat akhir-akhir ini, terasa sampai di Kota Lewoleba,” ujar Andri Atagoran, yang tinggal di Wangatoa, Kota Lewoleba.
Gunung Api Ile Lewotolok yang meletus besar 29 November 2020, masih saja aktif mengeluarkan material vulkanik sampai saat ini.
Laporan Kantor Pengamatan Gunung Api Ile Lewotolok periode 28 Maret 2023, mengamati 83 kali letusan dengan tinggi 400-500 meter dan warna asap putih dan kelabu.
“Letusan disertai gemuruh dan dentuman lemah,sedang hingga kuat,” tulis laporan PGA Ile Lewotolok periode pengamatan pukul. 00.00-24.00 Wita.
Gunung jelas, kabut 0-I, hingga kabut 0-II. Asap kawah bertekanan lemah hingga sedang teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 100-600 meter di atas puncak kawah.
Selain itu letusan Gunung api Ile Lewotolok, 24 Maret 2023 membawa abu vulkanik di sekitar Desa Waowala sampai ke Perumahan Podu, kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata.
Dalam salah satu rekomendasinya PGA mengimbau masyarakat menggunakan masker untuk menghindari gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan lainnya yang disebabkan oleh abu vulkanik dan pelindung mulut dan hidung serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.
Kepala PGA Ili Lewotolok, Stanislaus Arakian, menjelaskan sejak meletus tahun 2020 ditemukan ciri khas gunung Ile Lewotolok adalah letusan hembusan sehingga dikategorikan sebagai gunung api tipe Strombolian.
Arakian menjelaskan, Gunung Ili Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur dikategorikan sebagai Gunung Api Aktif tipe Strombolian bersama 8 Gunung Api lainnya.(red)