MARSIANUS JAWA, mantan penjabat bupati kabupaten Lembata, NTT dianggap mampu mengurai beragam persoalan yang terjadi di kabupaten Lembata.
Sebut saja, gedung Pasar Balauring dan Gedung Pasar Pada yang dibiarkan mubazir selama bertahun-tahun, kini sudah ditempati para pedagang untuk berjualan.
Masalah BBM di Lembata juga menjadi masalah serius yang dialami oleh kabupaten satu pulau itu.
Antrean panjang ratusan kendaraan roda dua dan empat untuk mengisi BBM di SPBU Lamahora, SPBU Waijarang dan SPBU Balauring juga setiap hari menjadi problem yang membosankan bagi masyarakat Lembata.
Persoalan ini akhirnya berhasil diurai ketika Marsianus datang ke Lembata. Bermodalkan kesungguhan, dan bekerjasama dengan Polres Lembata, tumpukan kendaraan saat antrean di sejumlah SPBU itu kemudian teratasi.
Ketika antrean kendaraan berhasil dibenahi, Marsianus kembali dihadapkan dengan perilaku Pelangsir yang memonopoli pengisian BBM untuk dijual kembali.
Permainan para Pelangsir ini menuntut Putra Nagekeo itu kembali terjun ke lapangan guna melakukan penertiban. Bersama Satgas Penertiban BBM yang beranggotakan TNI/Polri dan Pol PP, Marsianus lagi-lagi menjawabi keresahan publik. Seketika, para Pelangsir angkat kaki dan tidak lagi beroperasi memonopoli BBM subsidi dan non subsidi.
Menurut banyak orang Lembata, gaya dan gebrakan Marsianus sewaktu memimpin Lembata sangat unik dan berbeda dengan para pemimpin terdahulu.
Para warga mengaku, mantan Kadis Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu NTT itu merupakan sosok yang sanggup menghadirkan solusi terhadap banyak masalah.
“BBM saja dia (Marsianus Jawa) urus kasi beres le, apalagi urusan lain, kami suka karena dia berbeda, tidak suka omong banyak tapi lapangan kalau ada dia maka beres,” ujar Beni Making, warga kecamatan Ile Ape Timur ketika diwawancara katawarga.id, Senin 6 Mei 2024 siang.
Hal serupa disampaikan Kepala Desa Hadakewa, Klemens Kewaman. Klemens berujar, Marsianus merupakan sosok pejabat daerah yang sangat dekat dengan orang kampung.
Kehadiran Marsianus kalau ada kunjungan kerja ke desa, biasanya langsung bertemu dengan kelompok orang tua dan anak muda.
Hal tak biasa yang dilakukan Marsianus ini menurut Klemens, membuat banyak orang menaruh simpati.
Di mata Klemens, Marsianus juga dikenal sebagai tipe penjabat yang dekat dengan semua kepala desa. Marsianus juga terkenal setia membantu para kepala desa ketika ada masalah.
“Walaupun beliau orang luar tapi sangat-sangat baiklah, sangat merespon orang desa, buktinya, kami minta pengukuhan APDESI waktu itu beliau langsung setuju dan langsung lantik,” terangnya.
Marsianus sendiri dinilai sangat dekat dengan para kepala desa. Beberapa diantaranya mengaku sudah merasakan langsung support yang diberikan mantan penjabat bupati Lembata itu untuk kepentingan daerah.
Setelah meninggalkan Lembata, Klemens dan sejumlah kepala desa mengaku kehilangan. Mereka merindukan sosok pemimpin seperti Marsianus yang selalu cepat menghadirkan solusi ketika ada hambatan yang mereka alami.
Bahkan, secara pribadi, Klemens menghendaki supaya para pemimpin Lembata yang akan datang bisa pro aktif dan terlibat menyelesaikan semua urusan baik di tingkat desa maupun di ranah kabupaten seperti Marsianus Jawa.
“Sayang dia disini hanya satu tahun saja, dia sangat kebapaan sekali, sangat dekat dengan kami orang desa,” kenang Klemens.
Hal serupa disampaikan anggota DPRD kabupaten Lembata Rusliudin Umar pada April 2023 lalu menjelang berakhir masa jabatan Marsianus sebagai penjabat bupati Lembata.
Saat itu Rusliudin menghendaki agar Marsianus tetap dipertahankan menjadi penjabat bupati Lembata. Pasalnya, selama setahun menjabat, Marsianus dianggap sangat cekatan menyelesaikan aneka masalah di lapisan masyarakat.
Dia mencontohkan, gedung pasar Balauring dan Gedung pasar Pada yang ditinggalkan pemimpin lama dalam keadaan bermasalah dan dibiarkan mubazir itu sekarang sudah bisa ditempati para pedagang.
Tak hanya itu, politisi PKS ini bahkan memuji ketangkasan Marsianus karena dinilai berhasil memboyong BPH Migas ke Lembata untuk memeriksa sekaligus menertibkan mafia BBM yang disinyalir bersekongkol dengan pemilik SPBU.
Waktu itu, sikap politik PKS Lembata mendukung agar mantan Kepala inspektorat NTT ini dipertahankan melanjutkan jabatannya sebagai penjabat bupati Lembata hingga ada kepala daerah dan wakil kepala daerah Lembata defenitif.
Bekas kepala desa Balauring ini bahkan mengakui cara Marsianus yang selalu menjadikan DPRD sebagai mitra kerja yang harmonis selama memimpin Lembata.
“Dia (Marsianus Jawa) sangat disiplin dan berani tampil beda,” terangnya.
Untuk diketahui, Marsianus Jawa lahir di Kabupaten Ngada, 8 Agustus 1964 dari ayah dan ibu yang bekerja sebagai petani. Damianus Ndoa (alm) dan Hendrika Rawa. Dia merupakan anak pertama dari seblina bersaudara.
Setelah menamatkan sekolah di SDK Pautola, Nangaroro dan SMPN 2 Bajawa, Marsianus hijrah ke Kota Kupang melanjutkan sekolah di SMAK Giovanni Kupang.
Di ibu kota provinsi NTT, Marsianus menuntaskan gelar sarjana pada tahun 1992 di FKIP Undana Kupang. Di Undana juga Marsianus meraih gelar S2 jurusan Administrasi Publik tahun 2004.
Marsianus menikah dengan Yoram Enggelina Koy pada tahun 1996 dan dikaruniai tiga orang anak, Yuliana Casandra Herera Prima Jawa, Maria Lorensia Stela Petra Jawa dan Maria Margarith Stely Damiana Jawa.
Marsianus mengawali karier birokrasinya di Pemprov NTT sebagai Kepala Sub Kepegawaian Dinas Perikanan dan Kelautan NTT (2000), Kepala Sub Bidang Pembina Kepegawaian Badan Pengawas Propinsi NTT (2003), Kepala Sub Bagian Program, Data dan Evaluasi Inspektorat NTT (2009), Sekertaris Inspektorat NTT (2010), Kadis Penanaman Modal dan PTSP NTT (2019), Penjabat Bupati Lembata (2022-2023), dan Kepala Kesbangpol NTT (2024) sekarang.(Redaksi/)