SEBAGAI respons terhadap dampak kekeringan akibat fenomena El Nino, Yayasan Plan Internasional Indonesia (Plan Indonesia) melalui Program Implementation Area (PIA) Nagekeo bersama Pemerintah Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan mitra strategis berkomitmen menyelesaikan distribusi penyaluran air bersih di Nagekeo, NTT.
Data dari BMKG stasiun Klimatologi Kelas II NTT menunjukkan bahwa Provinsi NTT telah
memasuki musim kemarau bawah normal. Hal ini meningkatkan risiko bencana kekeringan yang dapat mengakibatkan kekurangan air bersih dan pangan. Kondisi ini dipertegas dengan diterbitkan SK status siaga darurat kekeringan (nomor 274/KEP/HK/2023) oleh pemerintah daerah Kabupaten Nagekeo yang sekaligus mendeklarasikan status siaga darurat kekeringan.
Sejak 24 Oktober hingga 12 Desember 2023, sebanyak lebih dari 760.000 liter air bersih didistribusikan ke lima kelurahan dan desa dampingan Plan Indonesia. Kelurahan dan desa
tersebut mencakup Desa Marapokot, Nggolonio, Kelurahan Towak, Waekokak, dan Rendu Tutubhada.
Zunatmi, Manajer PIA Flores Plan Indonesia menjelaskan bahwa masyarakat harus membeli air bersih dengan kisaran harga 600 ribu rupiah per 5.000 liter air selama musim kemarau.
“Kekeringan dapat berdampak pada menurunnya tingkat kesehatan dan kebersihan diri, khususnya bagi anak-anak dan perempuan. Oleh karena itu, respons ini adalah wujud dari komitmen kami terhadap perlindungan anak-anak dan keluarganya dari dampak kekeringan. Saat ini distribusi air bersih sudah mencapai 90% dari perencanaan. Diharapkan dalam seminggu ke depan distribusi sudah mencapai 100 persen,” kata Zunaitmi.
Plan Indonesia mengerahkan tiga unit mobil tangki air bersih ke 19 titik distribusi, dimana masing-masing titik akan menerima 5.000 liter air bersih yang disalurkan sebanyak 8 kali sepanjang tenggat waktu yang sudah ditentukan. Air bersih ini menargetkan 6.405 jiwa yang tersebar di lima desa/kelurahan dampingan Plan Indonesia di Kabupaten Nagekeo.
Margaretha (55), warga Desa Marapokot menyampaikan sudah beberapa bulan terakhir ini mengalami kekurangan air bersih. Kondisi semakin diperparah dengan kekeringan yang masih berlangsung.
“Hujan baru turun beberapa kali bulan ini, Kami sangat berterima kasih atas bantuan air bersih ini. Kami berharap Plan Indonesia masih membantu air bersih sampai hujan turun seperti biasanya,” kata Margaretha.
Distribusi air ini juga menjadi bagian dari kajian cepat kebutuhan air bersih yang dilakukan oleh
tim respons darurat Plan Indonesia melalui PIA Flores.
Sebelumnya, Plan Indonesia telah melakukan kaji cepat kebutuhan air bersih dan memberikan respons terhadap kekeringan dengan menyalurkan air bersih kepada warga di lima desa dan kelurahan dampingan di Kabupaten Nagekeo.(Alfred Ike Wurin/Plan Indonesia/Nagekeo/Red)