LEMBATA – Sejumlah Kepala Desa di Kecamatan Ile Ape Timur meminta Pemerintah Daerah Kabupaten (Pemkab) Lembata memperhatikan jalan di wilayah Ile Ape Timur.
Pasalnya, dari dulu jalan utama di kecamatan itu belum beraspal layaknya wilayah lain di Lembata.
Informasi terkait jalan ini mengemuka dalam Musrembang RKPD Tahun 2024 Tingkat Kecamatan Ile Ape Timur di Desa Lamagute, Kamis 16 Februari 2023.
“Mayoritas masyarakat menghendaki jalan yang layak, kami harap pemerintah bisa eksekusi ini,” ungkap Kepala Desa Lamatokan, Yohanes Emi.
Emi menjelaskan, semestinya di tahun 2022, Ile Ape Timur mendapat alokasi proyek peningkatan infrastruktur jalan dari dana PEN. Namun proyek itu tidak ada. Pasca 50 paket proyek PEN selesai ditender, Ile Ape Timur tidak kebagian.
Begitu juga dengan Dana Alokasi Khusus (DAK) Transdes tahun 2022, wilayah Ile Ape Timur lagi-lagi tidak kebagian proyek peningkatan infrastrutur jalan. Semua terdistribusi ke kecamatan lain.
Kondisi ini membuat sejumlah kepala desa menuntut agar pemerintah daerah harus memberikan perhatian serius terhadap pembangunan ke arah Ile Ape Timur.
“Satu jengkal hotmix dari PEN atau program lain sama sekali tidak ada. Ile Ape Timur nol,” ujar Emi.
Tidak hanya itu, Emi juga meminta DPRD Lembata untuk memperjuangkan aspirasi ini. Bahkan, kata dia, wacana relokasi semua desa bukan menjadi alasan pembangunan tidak lagi diarahkan ke Ile Ape Timur.
Wacana relokasi biarkan tetap berjalan, pembangunan ke Ile Ape Timur harus terus berjalan, termasuk jalan dan jembatan serta pembangunan fisik lainnya.
Masyarakat di Ile Ape Timur masih membutuhkan semua hal layaknya warga di kecamatan lain. Pemerintah harus bisa memperhatikan ini. Jangan jadikan wacana relokasi sebagai alasan untuk membatalkan seluruh pembangunan fisik disana.
“Alasan relokasi tidak pas, semua orang masih ada disana, mulai dari tempat tinggal, pekerjaan, mata pencaharian, pendidikan, urusan gereja sampai urusan sosial lainnya, ini yang musti dipikirkan,” jelas Emi.
Nikolaus Ake Watun, Kepala Desa Jontona juga menganjurkan agar ada pembangunan jalan keliling Ile Ape Timur. Dia pun mendorong supaya aspirasi ini bisa ditanggapi serius oleh DPRD dan Pemerintah Lembata.
Menurut dia, jalan lingkar Ile Ape Timur dari dulu hingga sekarang dalam kondisi buruk. Masyarakat kewalahan karena sebagian besar segmen kritis rusak berat pasca dihantam bencana Seroja.
“Banyak segmen kritis seperti di Jontona dan Lamawolo, Lamariang sampai jalur Atawatung musti di perbaiki, kondisinya memprihatinkan,” ujarnya.
Kades Niko berharap, pembangunan ke arah Ile Ape Timur musti mendapat porsi yang sama dengan wilayah lain di kabupaten Lembata.
“Bencana dan rencana relokasi itu hal lain tapi kami butuh jalan, akses ini sangat penting, kami harap pemerintah kabupaten bisa perhatikan jalan untuk kami,” katanya.
Agustunus Boli, Pendamping Desa Ile Ape Timur juga mandukung aspirasi para kepala desa ini.
Masalah jalan di Ile Ape Timur ini, sebut Agustinus, selalu disampaikan setiap tahun dalam forum Musrembang. Rata-rata kepala desa dan masyarakat menghendaki punya jalan yang bagus di wilayah itu.
Karena itu, dia menghendaki agar DPRD dan Pemerintah Lembata bisa mendorong kepentingan ini untuk di pertimbangkan.
“Satu jengkal jalan PEN tahun lalu (2022) saja Ipe Ape Timur tidak dapat. Kecamatan tetangga Ile Ape saja dapat, ini musti menjadi PR serius bagi DPRD dan Pemerintah Lembata,” tandasnya.(Red)