LEMBATA – Event BISAFest bertajuk Malam Pentas Seni Budaya Lembata sukses diselenggarakan di pelataran Pantai Wisata Wulenluo Lewoleba, Kabupaten Lembata pada Kamis, 14 Februari 2022 malam. Event ini menyajikan penampilan spektakuler para penari dari sanggar Nuba Gere dan Alegra.
Penampilan mereka dalam tarian daerah yang telah dimodifkasi berhasil memukau para penonton yang hadir saat itu. Tidak hanya itu, peraga busana khas Lembata oleh talenta muda berbakat Lembata juga tidak mengalihkan perhatian para penonton ke panggung even BisaFest kali ini.
Sementara itu penampilan epik group musik Lembata Akustik berhasil menghentakan panggung dengan lagu-lagu populer yang mereka nyanyikan. Gitaris Ricko Blues dan kawan-kawan menghadirkan warna yang berbeda di antara semilir sejuk angin Pantai Wisata Wulenluo.
Direktur Wisata Minat Khusus Kemenparekraf, Aleksander Reyaan, mengatakan, BisaFest merupakan even yang diselenggarakan Kemenparekraf untuk memicu kebangkitan industri pariwisata dan ekonomi kreatif di Kabupaten Lembata. Oleh karena itu, Aleksander mengapresiasi semua pihak yang turut mendukung terlaksananya kegiatan ini.
“Kami berharap semangat dari para peserta kegiatan untuk terus berupaya memajukan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Provinsi Nusa Tenggar Timur (NTT) khususnya di Pulau Lembata,” kata Aleksander dalam sambutannya yang dibacakan staf Kemenparekraf, Nurul Hasmi.
Malam Pertunjukan Seni dan Budaya Lembata merupakan kolaborasi dari berbagai pihak yakni Kemenparekraf, Komisi X DPR RI dan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Lembata. Event ini merupakan rangkaian kegiatan dari program Bersih, Indah, Sehat dan Aman (BISA) yang terbagi dalam dua model kegiatan yaitu aksi identifikasi daya tarik wisata dan BISA Festival.
Penjabat Bupati Lembata Marsianus Jawa dalam sambutannya, mengatakan, even ini telah mendukung arus utama kebijakan pembangunan Provinsi NTT yakni sektor pariwisata yang merupakan prime mover pembangunan, yang diharapkan bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lembata.
Oleh karena itu, dia berharap kegiatan ini dapat membuka akses bagi hidupnya iklim industri pariwisata di Kabupaten Lembata khususnya di Pantai Wisata Wulenluo. “Lokasi ini (Pantai Wisata Wulenluo) begitu indah, begitu bagus ditata, tetapi belum kita apa-apakan. Belum kita mulai. Apa yang harus kita buat supaya tempat ini menjadi besar untuk bisa memberikan sesuatu bagi ekonomi warga di sini,” kata Marsianus.
Marsianus menambahkan Kabupaten Lembata kaya akan daya tarik wisata alam, budaya, busana dan makanan khas. Oleh karena itu dia menghendaki adanya kolaborasi untuk mengembangkan semua kekayaan ini melalui perbaikan infrastruktur, fasilitas umum dan promosi yang berkesinambungan, agar sektor pariwisata dapat menjadi aset yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat.
“Kalau ini kita kembangkan jadi sangat bagus. Bagaimana konektivitas ini kita bangun. Tarik dari Labuan Bajo ke Lembata,”ucapnya.
Anggota Komisi X DPR RI Andreas Hugo Pareira yang turut hadir dalam kesempatan ini, mengatakan, tugasnya sebagai anggota Komisi X DPR RI yang menjadi mitra Kemenparekraf adalah, mempertemukan masyarakat dengan Kemenparekraf dan stakeholder pariwisata lainnya untuk mengembangkan pariwisata di Pulau Flores dan sekitarnya.
Konektivitas pariwisata di Labuan Bajo dan potensi pariwisata lainnya di Pulau Flores, Lembata dan Alor saat ini menjadi perhatian Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLF). “Presiden mendorong pariwisata ini sebagai prime mover pembangunan kita. Pada tahun 2018 pariwisata menempati posisi kedua (memberikan kontribusi) dalam PDB Indonesia,” kata Andreas.
Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada tahun 2019 sebelum pandemi Covid-19 mencapai 16,11 juta kunjungan berdasarkan data BPS. Jika dibandingkan pada tahun 2018 yakni sebesar 15,81 juta, mengalami kenaikan sebesar 1,88 persen.
Jumlah kunjungan wisatawan yang sangat tinggi ini menurut Andreas harusnya bisa mendorong atau memicu kebangkitan industri pariwisata di Lembata, meski sempat dilanda pandemi Covid-19 selama kurang lebih dua tahun belakangan.
“Jadi luar bisa perkembangan turis di Indonesia. Memang kita tahu ini drastis berubah selama pandemi Covid-19. Ini adalah masa bagi kita untuk melakukan recovery,” kata Andreas.
Dia mendorong agar event-event besar promosi Lembata seperti Festival 3 Gunung (F3G) harus dilakukan kembali untuk mempromosikan Lembata, sambil pemerintah juga terus melakukan pembenahan infrastruktur. Sebagai wakil rakyat, Andreas tetap mendukung segala upaya yang dilakukan pemerintah daerah dan masyarakat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lembata.
Turut hadir alam even malam itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Lembata Yakobus Andreas Wuwur dan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Lembata Fransiskus Gewura. Di akhir kegiatan, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Lembata Yakobus Andreas Wuwur memandu talkshow yang diikututi para pelaku pariwisata dan indsutri kreatif Kabupaten Lemabata. ***