LEMBATA – Kasus HIV/AIDS di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) paling banyak diderita anak muda dan remaja usia produktif serta ibu rumah tangga.
Informasi ini disampaikan oleh Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata, Donatus Dudeng dalam rapat Koordinasi Tim Teknis Penanggulangan HIV/AIDS Kabupaten Lembata di Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata, Jumat (20/1/2023).
Menurut Donatus, sejak tahun 2008-2022 tercatat ada 520 kasus HIV/AIDS di Lembata. Tertinggi di tahun 2018 dengan jumlah 66 kasus.
Namun, menurut dia, dari jumlah keseluruhan kasus HIV/AIDS itu, yang paling banyak di derita adalah anak muda dan remaja produktif serta ibu rumah tangga.
“Data lima tahun terakhir ada 195 kasus pada kelompok produktif yang berusia 25-49 tahun. Sementara itu, berdasarkan pekerjaan, ibu rumah tangga menempati urutan teratas yakni 106 kasus,” ungkap Donatus Dudeng.
Sementara itu, Komisi Perlindungan Anak Daerah Kabupaten Lembata sendiri meminta agar ada kerja kolaboratif semua pihak untuk memutus rantai penyebaran virus HIV/AIDS.
KPAD Lembata berharap masalah laten ini segera diatasi mengingat potensi ancaman HIV/ AIDS ibarat fenomena gunung es.
“Kepada semua adik-adik saya pelaksana pelayanan kesehatan di puskesmas dan rumah sakit, saya minta agar selalu bijak menghadapi para ODHA/ODHIV. Hindari stigma dan diskriminasi dalam pelayanan,” terang Sekertaris KPAD Kabupaten Lembata, Maria Peni Duli.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata tahun 2022, saat ini ada 159 ODHIV yang sedang menjalani pengobatan Anti Retroviral (ARV). 12 di antaranya telah meninggal dunia dan 15 lainnya putus berobat (drop out) karena berbagai alasan.(Red)