LEMBATA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan penurunan status aktivitas Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata dari Siaga (level III) menjadi Waspada (level II) terhitung sejak tanggal 27 Desember 2022 pukul 18.00 Wita.
Hal ini disampaikan Kepala PVMBG, Hendra Gunawan dalam suratnya tertanggal 3 Januari 2023, Selasa (3/1/2023).
Hendra mengatakan, saat ini aktivitas gunung Ile Lewotolok sudah menunjukan penurunan pasca erupsi utama pada 29 November 2020 sehingga pihaknya menurunkan status gunung Ile Lewotolok dari Siaga ke Waspada.
Berikut hasil evaluasi PVMBG terkait penurunan status gunung Ile Lewotolok di Lembata;
(1) Pengamatan visual, aktivitas vulkanik gunung Ile Lewotolok mengalami penurunan dan cenderung stabil yang dominasi hembusan asap dengan tinggi kurang dari 1000 meter di atas puncak (dominan kurang dari 500 meter diatas puncak).
(2) Aktivitas erupsi atau letusan juga dilaporkan semakin jarang terjadi dan sudah tidak teramati lagi sejak 24 Oktober 2022.
(3) Aktivitas guguran juga tidak terjadi lagi, karena hasil pemantauan drone pada 15 Oktober 2022 diperkirakan bahwa ujung (panjang) aliran lava di bagian lereng Timur-Timur Laut berjarak sekitar 800 meter dari bibir kawah Timur.
(4) Secara kegempaan, dalam rentan waktu antara November 2022 hingga 27 Desember 2022, gempa erupsi atau letusan berfluktuasi dengan kejadian tertinggi pernah tercatat 86 kali per hari pada 27 Desember 2022.
(5) Gempa erupsi atau letusan menunjukan penurunan yang signifikan, semakin jarang terjadi dan dalam kondisi rendah secara stabil sejak akhir Juli 2022. Gempa letusan atau erupsi terakhir terjadi pada 23 Oktober 2022.
(6) Gempa hembusan juga berfluktuasi dengan kejadian harian paling tinggi terjadi pada akhir Mei hingga akhir Juni 2022 (tertinggi 314 kali per hari pada 29 Mei 2022).
(7) Gempa hembusan dilaporkan stabil rendah sejak pertengahan Oktober 2022. Untuk gempa guguran berlangsung secara tidak kontinyu dari 31 Mei 2022 hingga 14 Agustus 2022.
(8) Dorongan magma terindikasi masih ada yang ditandai masih terekamnya gempa-gempa vulkanik hingga saat ini namun jumlahnya masih tergolong rendah.
(9) Tidak terdeteksi adanya gempa-gempa yang memiliki energi besar saat ini. Secara umum kegempaan gunung Ile Lewotolok memperlihatkan penurunan sejak akhir Juli 2022 dan relatif stabil rendah hingga saat ini, yang sudah menyerupai aktivitas kegempaan saat gunung Ile Lewotolok pada level II (Waspada).
(10) Data deformasi EDM memperlihatkan fluktuasi inflasi-deflasi, namun kecenderungan menepis pada tubuh gunung api sejak akhir Juli 2022 hingga Oktober 2022 dan kemudian cenderung mendatar hingga akhir Desember ini.
(11) Dengan kemiringan lereng dan apabila kestabilan material lava terganggu maka potensi ancaman bahaya yang harus diwaspadai saat ini adalah potensi terjadinya guguran atau longsoran lava dan awan panas yang luncurannya dapat mengarah ke Timur Laut, Timur maupun Tenggara.
Menurut Hendra, penurunan status gunung Ile Lewotolok ini akan dievaluasi kembali jika terjadi perubahan aktivitas secara visual dan instrumental yang signifikan.
Terpisah, Kepala PPGA Ile Lewotolok, Stanis Ara Kian ketika dikonfirmasi media, Selasa (3/1/2023) meminta sejumlah desa di kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur untuk waspada.
Stanis juga membenarkan informasi terkait penurunan status gunung Ile Lewotolok yang dikeluarkan PVMBG.
“Masyarakat diimbau waspada, pemerintah Lembata juga diharapkan selalu berkoordinasi dengan PPGA Ile Lewotolok,” kata Ara Kian menjelaskan.
Kendati demikian, pihak PPGA Ile Lewotolok melalui PVMBG tetap mengeluarkan sejumlah rekomendasi, diantaranya;
(1) Masyarakat di kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur diimbau untuk selalu waspada.
(2) Dalam tingkat aktivitas Level II (Waspada), direkomendasikan agar masyarakat di sekitar gunung Ile Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius 2 km dari puncak/kawah gunung radius 2 km untuk sektor tenggara, radius 2 km untuk sektor timur dan Timur Laut. Masyarakat Desa Lamawolo, Lamatokan, dan Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava dan awan panas dari bagian Timur puncak/kawah gunung.
(3) Mengingat potensi bahaya abu vulkanik yang dapat mengakibatkan gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan lainnya maka masyarakat yang berada di sekitar gunung Ile Lewotolok agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut maupun perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.
(4) Mengingat abu vulkanik hingga saat ini jatuh di beberapa sektor di sekeliling gunung Ile Lewotolok maka masyarakat yang bermukim di sekitar aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak gunung Ile Lewotolok agar mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar terutama di saat musim hujan.
(5) Seluruh masyarakat maupun instansi terkait lainnya dapat memantau perkembangan status maupun rekomendasi gunung Ile Lewotolok setiap saat melalui aplikasi MAGMA Indonesia yang dapat diakses melalui website https://magma.esdm.go.id atau melalui aplikasi Android MAGMA Indonesia yang dapat diunduh di Google Play. Para pemangku kepentingan di sektor penerbangan dapat mengakses fitur VONA (Volcano Observatory Notice for Aviation).
(6) Seluruh pihak agar menjaga kondusivitas suasana di Pulau Lembata, tidak menyebarkan narasi bohong (hoax) dan tidak terpancing isu-isu tentang erupsi gunung Ile Lewotolok yang tidak jelas sumbernya.
(7) Pemerintah Daerah, BPBD Provinsi dan Kabupaten agar senantiasa berkoordinasi dengan Pos PGA Ile Lewotolok di Desa Laranwutun, Kecamatan Ile Ape atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung. (Redaksi)