Wabup Nasir Gesit, Lobi Pengusaha Kapal Cepat Layani Rute Lewoleba–Kupang

LANGKAH cepat dan berani kembali ditunjukkan Wakil Bupati Lembata, Muhammad Nasir. Di tengah lesunya akses transportasi laut antar pulau, Nasir dikabarkan tengah berada di luar daerah melakukan lobi besar-besaran kepada para pengusaha kapal cepat agar mau membuka rute pelayaran Lewoleba–Larantuka–Kupang.

Dalam satu dekade terakhir, Lembata masih tergantung pada kapal Ferry dan Pelni untuk melayani rute laut menuju Kupang. Beberapa bulan silam, sempat beroperasi kapal cepat Cantika Express yang membuka harapan baru warga Lembata. Namun sayang, armada tersebut tak lagi melayani jalur vital itu dan membuat masyarakat kembali bergantung pada moda transportasi lama yang lamban dan tak fleksibel.

Sementara itu, program Tol Laut memang menyentuh Lewoleba dan Larantuka, namun kapal ini lebih difokuskan untuk mengangkut komoditas dan barang dagangan, bukan penumpang. Selain itu, waktu tempuhnya juga jauh lebih lama karena harus singgah di berbagai pelabuhan NTT sebelum tiba di Kupang.

Situasi inilah yang membuat Nasir tak tinggal diam. Sebagai pemimpin di daerah kepulauan, ia sadar betul bahwa mobilitas laut adalah urat nadi ekonomi dan konektivitas warga Lembata. Maka tanpa banyak basa-basi, ia langsung tancap gas—bergerak ke Wakatobi untuk menemui para pengusaha kapal cepat dan mengupayakan kerja sama konkret dengan Pemerintah Kabupaten Lembata.

“Masih dengan Pa Wabup, bos. Beliau ke Wakatobi, lobi kapal cepat Lewoleba–Larantuka–Kupang,” ujar Ajudan Nasir saat dikonfirmasi katawarga.id, Sabtu 18 Oktober 2025.

Langkah ini menegaskan sikap progresif dan responsif seorang Muhammad Nasir terhadap keluhan masyarakat. Di saat sebagian pejabat memilih menunggu, Nasir memilih melangkah, membuka jalan laut baru demi menghadirkan akses cepat, efisien, dan layak bagi rakyat Lembata.

Dengan terobosan ini, publik kini menaruh harapan besar, semoga upaya lobi Wabup Nasir benar-benar membuahkan pelayaran cepat yang menghubungkan Lembata ke jantung NTT, Kupang, dan menjadi babak baru kebangkitan transportasi laut di Lembata.(*)