KASUS bunuh diri di kalangan anak muda di Kabupaten Lembata semakin memprihatinkan. Menanggapi hal ini, Psikolog NTT, Abdy Keraf mengingatkan pemerintah daerah untuk tidak menganggap enteng fenomena ini. Ia menekankan pentingnya gerakan bersama dalam mengkampanyekan kesadaran akan kesehatan mental.
Bahkan dia mendorong pemerintah daerah agar bisa memberikan perhatian serius terhadap kasus bunuh diri yang sering terjadi di Lembata.
Sejumlah pihak seperti keluarga, lingkungan dan sekolah juga diwajibkan berperan mengawasi dan menciptakan ruang aman untuk anak-anak.
Abdy mengatakan, faktor utama dari maraknya kasus bunuh diri disebabkan karena kesehatan mental. Banyak kasus percobaan bunuh diri dan juga bunuh diri dilatari oleh rapuhnya kesehatan mental. Karena itu, semua stakeholder wajib berperan untuk mengatasi masalah tersebut.
“Pemerintah yang baru harus serius perhatikan hal ini dan ini menjadi Gerakan bersama,” ujar Abdy Keraf usai memberikan ceramah kepada sejumlah Guru BK tentang peningkatan kapasitas dukungan kesehatan mental di Ballroom Resto, Rabu 26 Februari 2025.
Dia juga mengatakan bahwa masalah kesehatan mental bukan lagi hal tabu yang harus disembunyikan.
Pentingnya kolaborasi antara orang tua, lembaga pendidikan, pemerintah, dan masyarakat dalam membantu anak-anak dan remaja membentuk diri yang positif juga dianggap menjadi penting. Hal ini, menurutnya, dapat mencegah tindakan-tindakan nekat seperti bunuh diri di kalangan generasi muda.
Ia mengingatkan bahwa kasus bunuh diri dan percobaan bunuh diri di Nusa Tenggara Timur terus meningkat, sehingga tidak boleh dianggap sebagai kasus biasa. Kesadaran akan pentingnya kesehatan mental harus dibangun bersama oleh semua pihak, terutama dalam pengasuhan dan pendidikan anak serta remaja sebagai generasi penerus bangsa.
Abdy Keraf berharap pemerintah Kabupaten Lembata dan seluruh elemen masyarakat dapat segera mengambil langkah konkret dalam menyediakan layanan dukungan kesehatan mental yang mudah diakses, guna mencegah terjadinya kasus-kasus serupa di masa mendatang.
Plan Indonesia Ingin Ada Perhatian Serius
Sementara itu Manager PIA Lembata, Erlina Dangu berujar, masalah bunuh diri yang sering dilakukan oleh anak muda di Lembata tidak boleh dianggap sepele.
Pasalnya, selama ini solusi meminimalisir kasus bunuh diri di Lembata dianggap masih sebatas diskusi tanpa tindakan solutif. Edukasi tentang kesehatan mental dan psikologi anak di dalam keluarga, lingkungan sosial hingga sekolah juga dinilai masih belum memadai.
Bahkan menurut None, bentuk kepedulian orang-orang terhadap kasus bunuh diri di Lembata hanya semata-mata dengan memberikan rasa prihatin dan iba tanpa ada aksi nyata.
“Keprihatinan kita tidak hanya dengan kata kasihan tapi harus ada upaya antisipasi supaya ini bisa ditangani dengan serius,” ungkap Erlina.
Menyikap masalah ini, Erlina akan membicarakan isu ini dengan pemerintah dan lembaga DPRD. Dia ingin kasus bunuh diri ini mendapat perhatian serius dari semua kelompok, organisasi dan bahkan pemerintah setempat.(tim/red/)