SEBANYAK 215 anak di Lembata bersama Plan Indonesia mengambil bagian dalam Festival Lamaholot 2024 yang turut menyuarakan kampanye perlindungan anak.
Dalam kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini, anak-anak mendapatkan edukasi tentang pencegahan perkawinan usia anak serta pencegahan kekerasan terhadap anak dan perempuan.
Berbagai edukasi ini juga turut berfokus pada materi No Go Tell, dan Pencegahan Bullying. Penyampaian materi dikemas dalam berbagai metode yang menarik seperti talk show, games dan dialog interaktif antara peserta dan fasilitator sebaya.
Selain talk show, para fasilitator juga menampilkan monolog tentang dampak buruk perkawinan usia anak. Di akhir sesi, para peserta difasilitasi oleh staf Plan Indonesia melakukan simulasi Siap Laporkan sebagai pusat pelaporan perlindungan anak dan pencegahan kekerasan terhadap anak.
Mewujudkan Lingkungan Aman bagi Anak
Erlina Dangu, Manager Programme Implementation Area (PIA) Lembata-Plan Indonesia menyatakan, anak-anak adalah garda masa depan untuk pelestarian kebudayaan.
Kebudayaan Lamalohot sangat bergantung pada proses transfer nilai dan pengetahuan dari tetua kepada anak-anak. Proses itu akan maksimal jika dilaksanakan dalam lingkungan yang nyaman dan aman bagi anak.
“Plan Indonesia mendukung semua tujuan baik ini dan berkomitmen mewujudkan lingkungan yang sensitif terhadap tumbuh kembang anak, salah satunya dengan modul No Go Tell dan platform Siap Laporkan yang sejauh ini sudah kami sosialisasikan di desa-desa dampingan,” jelas Erlina.
Erlina juga menyoroti pentingnya deteksi dini, pencegahan, rujukan, dan penanganan dalam perlindungan anak.
“Kita semua berkewajiban untuk melakukan penanganan yang membuat pelapor, terutama anak-anak, merasa aman dan terlindungi,” tambahnya.
Anak-anak Bukan Hanya Pendengar, Mereka Pelaku Perubahan
Venta (18), Ketua YAP Lembata, menekankan pentingnya peran anak dalam upaya perlindungan anak.
“Anak-anak tidak hanya jadi pendengar ketika kita bicara tentang perlindungan anak. Dengan ruang seperti ini, anak-anak juga menjadi bagian aktif dalam upaya perlindungan itu,” ujar Venta.
Sementara itu, Timbu (18), alumni Kelas MAPAN yang menjadi fasilitator sebaya dalam materi pencegahan bullying, merasa bangga bisa berkontribusi dalam kegiatan ini.
“Kegiatan seperti ini harus terus dibuat. Ini membantu kami saling menjaga, saling berbagi pengetahuan. Saya bangga hari ini bisa ambil bagian untuk memperjuangkan hak dan perlindungan anak-anak,” kata Timbu.
Apresiasi dari Pemerintah Daerah
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Lembata, Yakobus Andreas Wuwur menyampaikan apresiasi atas kontribusi dari Plan Indonesia dalam kegiatan ini.
“Edukasi perlindungan anak dalam Festival Lamaholot merupakan momentum kolaboratif sebagai bentuk tindak lanjut Inovasi Desa Wisata Ramah Perempuan dan Anak (DWIRAPA) yang sedang digerakkan Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata melalui Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Plan Indonesia menjadi salah satu motor kolaboratif untuk mendorong semua elemen dalam melaksanakan pembangunan berbasis perlindungan dan pemberdayaan anak dan perempuan,” kata Yakobus.
Sekilas tentang Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) Plan International telah bekerja di Indonesia sejak 1969 dan resmi menjadi Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) pada 2017.
Kami bekerja untuk memperjuangkan pemenuhan hak anak dan kesetaraan bagi anak perempuan. Plan Indonesia mengimplementasikan aktivitasnya melalui empat program, yaitu Perlindungan dan Tumbuh Kembang Anak, Kesehatan dan Agensi Remaja, Ketenagakerjaan dan Kewirausahaan Kaum Muda, serta Kesiapsiagaan Bencana dan Respons Kemanusiaan. Kami bekerja di 7 provinsi, termasuk di Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Barat, dengan target untuk memberdayakan 1 juta anak perempuan.
Selain itu, Plan Indonesia juga membina 36 ribu anak perempuan dan laki-laki di Nusa Tenggara Timur. Informasi lebih lanjut: https://plan-international.or.id.
Sekilas tentang Plan International
Plan International adalah organisasi pengembangan masyarakat dan kemanusiaan internasional yang berfokus pada pemenuhan hak anak dan kesetaraan anak perempuan. Kami memperjuangkan sebuah dunia yang adil untuk pemenuhan hak anak dan kesetaraan bagi anak perempuan, bekerja bersama anak, kaum muda, masyarakat dan mitra. Plan International bekerja bersama anak-anak, kaum muda dan masyarakat untuk mengatasi akar masalah diskriminasi terhadap perempuan, eksklusi dan kerentanan.
Dengan capaian, pengalaman dan pengetahuan, Plan International mendorong perubahan dalam praktek dan kebijakan tingkat lokal, nasional dan global.
Plan International tidak berafiliasi dengan agama, organisasi politik atau pemerintahan tertentu. Lebih dari 80 tahun, Plan International membangun kemitraan yang kuat untuk hak anak. Saat ini kami bekerja di lebih dari 70 negara. Informasi lebih lanjut:https://plan-international.org.(Tim-Red/)