KATAWARGA.ID – Hujan abu vulkanik akibat letusan gunung Ile Lewotolok melanda sejumlah desa di Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, NTT.
Takur Nihan, salah seorang warga di desa Bungamuda menuturkan, kurang lebih sudah sepekan abu vulkanik guyur beberapa desa di Ile Ape.
Sejumlah desa yang dikabarkan terdampak hujan abu itu antara lain, desa Napasabok, Bungamuda, Lamawara, Amakaka, Tanjung Batu dan Waowala.
“Enam desa itu yang kena hujan abu,” ujar Takur, Rabu 16 April 2024.
Takur mengaku, setiap hari abu vulkanik itu jatuh ke pemukiman warga. Tidak sedikit warga juga mengeluh akan hal ini.
Hujan abu ini juga menurut dia, sangat mengganggu para pengendara sepeda motor di jalan raya.
“Pagi sore sampai malam biasa begini, tidak tahan masuk ke rumah kalau dengan motor mendingan pake kacamata,” ungkapnya.
Sementara itu, Petugas Pengamat Gunung Api Ile Lewotolok, Jefri Pugel mengatakan, hujan abu yang melanda enam desa di kecamatan Ile Ape itu disebabkan oleh peningkatan aktivitas erupsi gunung Ile Lewotolok yang cukup intens.
Menurut Jefri, pada saat terjadi letusan, arah angin akan lebih dominan berhembus ke arah barat laut sehingga menyebabkan hujan abu lebih banyak jatuh di sektor barat laut. Kondisi ini menyebabkan enam desa itu terdampak hujan abu vulkanik.
“Bisa dilihat dilaporan enam jam terakhir, gempa letusan meningkat,” ungkap Jefri ketika dikonfirmasi, Rabu 17 April 2024.
Mengingat saat ini gunung Ile Lewotolok berada di level III (siaga), petugas Pengamat Gunung Api Ile Lewotolok memberikan sejumlah hal;
(1) Masyarakat di sekitar gunung Ile Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan agar tidak masuk dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius 2 km dari pusat aktivitas gunung Ile Lewotolok, dan masyarakat Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak/ kawah gunung Ile Lewotolok.
(2) Masyarakat di sekitar gunung Ile Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan serta masyarakat Desa Jontona dan Desa Todanara agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di wilayah sektoral selatan dan tenggara sejauh 3 km pusat aktivitas gunung Ile Lewotolok, dan mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava dan awan panas dari bagian, selatan dan tenggara puncak/ kawah gunung Ile Lewotolok.
3) Untuk menghindari gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan Iainnya yang disebabkan oleh abu vulkanik maka masyarakat yang berada di sekitar gunung Ile Lewotolok dapat menggunakan masker pelindung mulut dan hidung serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.
(4) Masyarakat yang bermukim di sekitar lembah/aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak gunung Ile Lewotolok agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan.
(5) Seluruh masyarakat dapat memantau perkembangan aktivitas gunung Ile Lewotolok melalui aplikasi/website Magma Indonesia (www.vsi.esdm.go.id atau http://magma.esdm.go.id) dan media sosial PVMBG (facebook, Twitter, dan instagram pvmbg)
(6) Seluruh pihak agar menjaga kondusivitas suasana di masyrakat, tidak menyebarkan narasi bohong (hoax) dan tidak menyebarkan isu-isu yang tidak jelas sumbernya.
(7) Pemerintah Daerah/BPBD Kabupaten Lembata agar senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan gunung Ile Lewotolok di Desa Laranwutun, Kecamatan Ile Ape atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung.
(8) Tingkat aktivitas gunung Ile Lewotolok dievaluasi kembali secara berkala maupun jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan. Tingkat aktivitas dianggap tetap jika evaluasi berikutnya belum dikeluarkan. (Redaksi/)