Kasus Dugaan Korupsi Proyek Jalan Pahangwa Memasuki Babak Baru

KASUS dugaan korupsi proyek peningkatan jalan Segmen Bean–Wowong–Pahangwa di Kecamatan Kedang kembali mencuat setelah penyidik Kejaksaan Negeri (Kejari) Lembata melakukan penggeledahan dan penyitaan dokumen penting di tiga lokasi pada Senin, 20 Oktober 2025.

Tiga lokasi yang digeledah yakni Kantor Dinas PUPR Lembata, Pokja ULP, dan Kantor CV Permata Bunda, selaku pelaksana proyek.

Dari hasil penggeledahan, jaksa menyita tiga boks dokumen yang diduga berkaitan langsung dengan proyek jalan senilai Rp10,5 miliar tersebut.

Kasi Intel Kejari Lembata, Risal Hidayat, mengatakan penggeledahan dilakukan berdasarkan Surat Perintah Penggeledahan Kepala Kejaksaan Negeri Lembata Nomor: PRINT-362/N.3.22/Fd.1/10/2025 dan Penetapan Pengadilan Negeri Lembata Nomor: 1/PenPid.B-GLD/2025/PN Lbt, keduanya tertanggal 16 Oktober 2025.

“Langkah ini dilakukan untuk membuat terang tindak pidana yang terjadi dan menemukan tersangkanya,” ungkap Risal.

Proyek peningkatan jalan tersebut dibiayai dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Penugasan Tahun Anggaran 2022 pada Dinas PUPR Lembata dan dikerjakan oleh CV Permata Bunda, perusahaan milik kontraktor lokal Kalis Kolin.

Proyek ini memiliki produk akhir lapen sepanjang enam kilometer yang dinilai strategis karena membuka akses ke kawasan pertanian subur dan destinasi wisata Pantai Pahangwa di Kedang.

Kasus ini bermula pada Januari 2023, saat Komisi II DPRD Lembata melakukan kunjungan kerja ke wilayah Omesuri dan Buyasuri untuk meninjau proyek tersebut. Di lokasi, para wakil rakyat menemukan pengerjaan aspal yang tidak bermutu. Lapisan aspal mudah terkelupas bahkan bisa dicungkil dengan tangan.

Selain itu, mereka juga menemukan campuran bahu jalan yang rapuh, diduga menggunakan pasir laut sehingga tidak cukup kuat. Kondisi ini membuat anggota dewan geram dan mempertanyakan keseriusan kontraktor dalam mengerjakan proyek bernilai besar tersebut.

Tim Komisi II DPRD kemudian memanggil kontraktor dan pengawas proyek di lokasi serta meminta agar ruas jalan yang bermasalah segera diperbaiki dan kualitas pekerjaan dijamin.

Menindaklanjuti temuan itu, Kejari Lembata mulai melakukan penyelidikan. Tim jaksa bekerja sama dengan Politeknik Negeri Kupang untuk mengambil dan menguji sampel material proyek di laboratorium Politeknik Kupang dan Lab Dinas PUPR Provinsi NTT.

Seiring proses penyelidikan, jaksa telah memanggil dan memeriksa sejumlah pihak, termasuk PPK, kontraktor pelaksana, dan Kepala Dinas PUPR Lembata.

Langkah penggeledahan hari ini menjadi tahap penting dalam upaya penegakan hukum oleh Kejari Lembata untuk membongkar dugaan penyimpangan dalam proyek infrastruktur yang seharusnya memberi manfaat bagi masyarakat Kedang dan sekitarnya.(*)