LEMBAGA Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Lembata menggelar kegiatan screening Active Case Finding Tuberculosis (ACF TB) bagi seluruh warga binaan, Senin, 20 Oktober 2025.
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut arahan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) yang dilaksanakan serentak di seluruh Lapas, Rutan, dan LPKA di Indonesia.
Pemeriksaan ACF TB ini mencakup deteksi gejala umum, asesmen medis, edukasi kesehatan, pengukuran berat dan tinggi badan, hingga rontgen dada. Langkah ini menjadi bagian dari upaya pencegahan agar lingkungan pemasyarakatan tetap sehat dan bebas dari potensi penyebaran penyakit menular.
Kepala Lapas Lembata, Antonius Semuki, mengatakan kegiatan ini merupakan bentuk komitmen pihaknya dalam memberikan layanan yang humanis dan bermutu bagi warga binaan.
“Kami ingin memastikan hak warga binaan atas layanan kesehatan terpenuhi. Ini wujud nyata perhatian negara terhadap kesehatan mereka,” ujar Antonius.
Sementara itu, Ketua PIC tim pelaksana ACF TB APBN 2025, Fathur, menjelaskan bahwa pemeriksaan ini tak hanya untuk deteksi dini penyakit, tapi juga sarana edukasi kesehatan.
“Kami ingin warga binaan paham pentingnya menjaga pola hidup bersih dan sehat selama menjalani masa pidana,” ungkapnya.
Kepala Subseksi Pembinaan, Carlo Barbier, menambahkan bahwa pembinaan di Lapas harus menyentuh dua sisi yakni mental dan fisik.
“Tubuh yang sehat akan mendukung proses pembinaan berjalan maksimal,” tegasnya.
Kegiatan ini mendapat apresiasi karena menunjukkan komitmen Lapas Lembata dalam menjaga hak dasar warga binaan sekaligus mencegah penyebaran penyakit di lingkungan tertutup.
Dengan kegiatan rutin seperti ini, Lapas Lembata berharap dapat terus menciptakan lingkungan yang sehat, aman, dan mendukung proses pembinaan secara menyeluruh.(*)