Enam Pemain Muhammadiyah Dapat Restu, Persebata Lembata Kian Perkasa Tatap Liga 3 Nasional

ASA PERSEBATA Lembata untuk menembus Liga 2 Nasional kian menyala. Enam pemain yang sebelumnya diragukan tampil akhirnya mendapat restu penuh dari Rektor Universitas Muhammadiyah Kupang. Dukungan ini jadi angin segar bagi skuad Laskar Sembur Paus yang sedang ditempa dalam Training Intensive Camp (TIC) menuju Liga 3 Nasional.

Enam pemain itu adalah Rino Namang, Adepa Sulaona, Pichan Wuwur, Cesar Making, Putra Bone, dan Asten Making yang dipastikan bisa kembali berkostum Persebata.

Kepastian ini disampaikan langsung usai pertemuan antara Diaspora Lembata di Kupang, yang dipimpin Linus Lusi bersama Vinsen Belawa, John Oleona, dan Karel Batafor, dengan Rektor Muhammadiyah, Dr. Zainur Wula, Senin (15/9/2025).

“Pernyataan Rektor sangat jelas, Muhammadiyah siap mendukung para mahasiswa sekaligus pemain Persebata. Mereka adalah kebanggaan kampus, kebanggaan Lembata, dan kebanggaan NTT,” ujar Vinsen Belawa.

Tak hanya sebatas izin, pihak kampus juga menjamin dukungan penuh secara administrasi. Dari konversi mata kuliah, izin akademik, hingga pengaturan jadwal kuliah, semua dipastikan tak jadi penghalang perjuangan keenam pemain ini.

“Mereka sudah menunjukkan profesionalitas. Tinggal bagaimana ASKAB Lembata bersurat resmi untuk memperkuat dasar akademik mereka,” tambah Vinsen.

Meski sudah mendapat restu, manajemen Persebata masih dihadapkan pada dilema. Dari enam nama yang mendapat lampu hijau, hanya empat slot tersisa: satu untuk pemain senior, tiga untuk junior.

Manager Persebata, Apol Mayan, menegaskan bahwa keputusan akhir tetap berada di tangan pelatih kepala Edward Y. Togo.

“Pichan Wuwur bisa mengisi slot senior, sementara Rino, Asten, dan Adepa berpeluang mengisi slot junior. Semua akan ditentukan sesuai kebutuhan tim,” jelas Apol.

Persaingan makin panas karena manajemen juga membuka pintu bagi pemain dari luar Lembata, termasuk opsi dari Pulau Jawa. Tujuannya jelas, supaya Persebata tak hanya ingin tampil, tapi benar-benar bersaing di kasta nasional.

Pelatih Kepala Persebata, Edward Y. Togo, menegaskan ambisi besar.

“Kami tidak datang ke Liga 3 hanya sebagai penggembira. Target kami jelas, bersaing, menang, dan lolos ke Liga 2 Nasional,” ungkapnya.

Dengan lisensi kepelatihan A dan pengalaman segudang, Edward yakin komposisi tim akan semakin solid dengan bergabungnya pemain lokal terbaik, ditambah suntikan talenta dari luar daerah.

Semangat juang Persebata makin membara ketika kabar mengejutkan datang, klub ini ditawar senilai Rp1,5 miliar oleh pengusaha asal Kutai Kartanegara.

Tawaran fantastis untuk membeli slot Liga 3 itu ditolak mentah-mentah oleh Bupati Lembata Petrus Kanisius Tuaq dan Gubernur NTT Emanuel Melkiades Lakalena.

 “Meski jatuh bangun, kita tetap ikut. Demi nama besar Lembata dan NTT, tawaran itu ditolak,” tegas Kepala Dinas Porabud Lembata, Apol Mayan, dalam konferensi pers di Gelora 99, Lewoleba, Kamis (11/9/2025).

Kini, dengan restu kampus Muhammadiyah, kompaknya Diaspora Lembata, dan sikap tegas pemerintah daerah, Persebata kembali menegaskan eksistensinya. Tim kebanggaan Lembata ini bukan sekadar klub, melainkan simbol harga diri masyarakat.(*)