Jalan Pegunungan Adonara Barat Segera Dihotmiks, PT Kurnia Mulia Mandiri Ngebut Kerja Siang-Malam

PENANTIAN panjang masyarakat di pegunungan Kecamatan Adonara Barat, Flores Timur, sebentar lagi terjawab. Jalan Simpang Hurung – Woloklibang – Ile Pati – Demon Dei yang selama puluhan tahun dikenal sebagai jalur ekstrem dan penuh tanjakan berbatu, kini sedang dikerjakan dengan target akhir tahun sudah mulus berhotmix.

Hengki Leong, Penanggung Jawab PT Kurnia Mulia Mandiri, kontraktor pelaksana proyek ini, memastikan progres pekerjaan terus digenjot.

Saat ini pengerjaan agregat A sudah mencapai 1 kilometer dari total 10,33 kilometer, sementara agregat B sudah menembus 7 kilometer.

“Kami kerja siang malam, bahkan lembur, untuk kejar target. Tapi kualitas tetap prioritas, karena jalan ini harus tahan lama sesuai harapan masyarakat,” ujar Hengki, Jumat (22/8/2025).

Mulai Hotmix September

Menurutnya, pengerjaan agregat A dan B diproyeksikan rampung akhir September. Setelah itu, pekerjaan hotmix dengan tebal 5 cm dan lebar 5,5 meter akan dimulai pada minggu kedua bulan September.

“Sekarang kami kejar agregat supaya bulan depan langsung hotmix,” tambahnya.

Selain jalan utama, pekerjaan minor juga berjalan. Antara lain pasangan batu untuk saluran air di STA 6 dan STA 7, serta di titik Hurung STA 1, Ile Pati STA 8,200, dan Demon Dei STA 10. Semua material, mulai dari agregat, batu, hingga aspal, sudah siap. Begitu juga dengan alat berat.

Serap Tenaga Kerja Lokal

Uniknya, PT Kurnia Mulia Mandiri juga memberdayakan warga lokal. Warga desa sekitar dilibatkan untuk pengerjaan minor seperti saluran air.

“Kami berdayakan masyarakat di sekitar kawasan. Jadi selain jalan jadi, warga juga dapat penghasilan,” tandas Hengki.

Kontrak Rp56 Miliar, Sumber APBN

Proyek peningkatan jalan ini dibiayai APBN 2025 melalui Kementerian PUPR, Ditjen Bina Marga dengan nilai kontrak Rp56,39 miliar.

Kontrak kerja berlangsung 202 hari sejak 13 Juni 2025 hingga 31 Desember 2025, ditambah masa pemeliharaan 365 hari.

Harapan Masyarakat Terwujud

Masyarakat tiga desa, Woloklibang, Ile Pati, dan Demon Dei, menyebut proyek ini bagaikan mimpi.

Selama puluhan tahun mereka harus berjibaku dengan jalan berbatu, licin, sempit, bahkan rawan longsor.

Guru SDK Demon Dei, Emerensiana Martina Barek, bercerita, dulu ia harus jalan kaki puluhan menit, mendaki bukit berbatu, bahkan menyeberangi kali saat musim hujan, hanya untuk bisa mengajar.

“Kalau musim hujan, celana harus digulung, jalan lewat kali, terus mendaki. Berat sekali,” katanya.

Cerita senada datang dari Anselmus Sili, warga Woloklibang sekaligus mantan kepala desa. Ia mengingat sejak 2004 warga membuka jalan secara swadaya. Bantuan pemerintah pernah datang, tapi hanya mampu menangani segmen kritis.

“Sekarang baru ada perhatian besar. Kami merasa ini seperti kemerdekaan,” tegasnya.

Plt Camat Adonara Barat, Agustinus Wangge, menegaskan kondisi jalan sebelumnya sangat menyulitkan urusan pemerintahan, pendidikan, hingga kesehatan.

“Kalau ada warga sakit atau ibu melahirkan, harus menempuh jalur ekstrim berjam-jam ke Puskesmas di Waiwadan,” ungkapnya.

Jalan Mulus, Ekonomi Bangkit

Jalan ini bukan sekadar akses antar desa. Kawasan pegunungan Adonara Barat dikenal sebagai lumbung komoditas unggulan seperti kemiri, pinang, kakao, cengkeh, dan vanili. Selama ini hasil bumi itu sulit dibawa ke pasar karena medan ekstrim. Dengan jalan mulus, akses akan lebih cepat dan biaya angkut lebih murah.

“Program jalan hotmix ini luar biasa. Kami merasa teriak kami akhirnya didengar pemerintah pusat,” tutur Anselmus.

Jika sesuai rencana, akhir tahun 2025 masyarakat Woloklibang, Ile Pati, dan Demon Dei akhirnya bisa menjejakkan roda kendaraan di jalan beraspal mulus, mengakhiri puluhan tahun derita akibat keterisoliran.(*)