PENANTIAN panjang masyarakat di kawasan pegunungan Kecamatan Adonara Barat, Kabupaten Flores Timur, akhirnya segera terjawab. Jalan ekstrim yang selama puluhan tahun hanya berupa tanah, berbatu, licin, dan rawan longsor kini sedang dikerjakan untuk ditingkatkan menjadi jalan beraspal hotmix berkat dukungan APBN 2025 dan mobilisasi kerja PT Kurnia Mulia Mandiri.
Sejumlah desa yang selama ini terisolasi seperti Woloklibang, Ile Pati, dan Demon Dei, kini bisa berharap perjalanan mereka akan jauh lebih singkat dan aman. Wilayah yang selama ini dikenal sebagai lumbung komoditas bernilai ekonomis tinggi—kemiri, pinang, kakao, cengkeh, hingga vanili—akan segera memiliki akses jalan representatif menuju pusat ekonomi di Waiwadan, bahkan ke Waiwerang dan Larantuka.
Jalan Lama, Penuh Derita, Panjang Penderitaan
Selama bertahun-tahun, jalan Simpang Hurung-Woloklibang-Ile Pati-Demon Dei menjadi momok bagi warga. Guru-guru di SDK Demon Dei, seperti Emerensiana Martina Barek, mengaku sering harus berjalan kaki menembus bukit berbatu, bahkan menggulung celana untuk menyeberangi kali saat musim hujan.

“Kami biasa jalan 30-40 menit. Kalau musim hujan harus lewat kali, celana digulung supaya tidak basah, belum lagi mendaki lewat jalan batu-batu,” kenangnya ketika diwawancara katawarga.id di Desa Ile Pati, Jumat 22 Agustus 2025.
Warga seperti Anselmus Sili, mantan Kepala Desa Woloklibang, juga masih ingat bagaimana pada 2004 mereka membuka akses jalan secara swadaya. Pemerintah hanya bisa membantu dengan dana terbatas, bahkan baru di 2015 sebagian segmen kritis diperkuat rabat semen lewat dana desa. Selebihnya, jalan tetap berlumpur dan sangat memprihatinkan.
APBN Hadir, Warga Sebut Sebagai Kemerdekaan
Kini, setelah puluhan tahun menanti, proyek peningkatan jalan akhirnya dikerjakan secara serius. Dengan nilai kontrak Rp56,3 miliar bersumber dari APBN 2025 Kementerian PUPR, Ditjen Bina Marga, PT Kurnia Mulia Mandiri dipercaya menuntaskan pekerjaan sepanjang lebih dari 10 kilometer.

“Program Pak Prabowo ini luar biasa. Kami merasa seperti mimpi. Selama ini kami teriak-teriak minta jalan, sementara APBD tidak seberapa. Sekarang kami seperti mendapat kemerdekaan,” ujar Anselmus penuh haru.
Plt Camat Adonara Barat, Agustinus Wangge, juga menegaskan bahwa akses ke tiga desa ini memang paling parah. Bukan hanya urusan ekonomi, pelayanan publik seperti kesehatan dan pendidikan pun sangat terhambat karena medan yang curam dan ekstrem.
PT Kurnia Mulia Mandiri Gas Pol Pekerjaan
Hengki Leong, Penanggung Jawab proyek dari PT Kurnia Mulia Mandiri, mengatakan, saat ini progres pengerjaan sudah masuk tahap agregat B sejauh 7 kilometer dan agregat A sejauh 1 kilometer. Jika sesuai target, pengerjaan hotmix akan dimulai pada pertengahan September.
“Kontrak kami 202 hari dari 13 Juni hingga 31 Desember 2025. Tapi kami kejar lebih cepat, siang malam bekerja, agar sebelum akhir tahun pekerjaan mayor dan minor selesai,” jelasnya kepada katawarga.id di lokasi proyek, Desa Hurung, Jumat 22 Agustus 2025.

 
	    	














 
		     
                                
 
                                 
                                 
                                






 
							

