WAKIL KETUA I DPRD Kabupaten Lembata, Frans Gewura, menyampaikan apresiasi dan kebanggaan mendalam atas keberhasilan Persebata Lembata yang mengakhiri Liga 4 Indonesia musim 2024-2025 tanpa sekalipun menelan kekalahan.
Pasalnya, dari babak 64 besar hingga melaju mulus ke 32 besar, kemudian menembus 16 besar dan akhirnya mengunci tempat di 8 besar nasional, Persebata dengan penuh percaya diri memastikan diri promosi ke Liga 3 Nusantara untuk musim 2025-2026.
Menurut Frans, prestasi Persebata bukan saja menjadi kemenangan tim, namun lebih dari itu adalah kebanggan seluruh masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Tim ini telah mengukir sejarah dan menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk lebih serius menggeluti sepak bola. Sepak bola bukan lagi sekadar hobi, tapi sudah harus dilihat sebagai profesi dan masa depan anak-anak kita,” ujar Frans Gewura kepada katawarga.id, Minggu 25 Mei 2025.
Meski demikian, Frans mengingatkan agar, prestasi Persebata Lembata tidak boleh berhenti pada euforia belaka seperti pemberian bonus, pesta rakyat atau seremonial penjemputan, dan sambutan meriah. Namun kata dia, yang lebih penting adalah rencana ke depan untuk menjemput Liga 3 Nasional musim 2025-2026.
“Kita perlu duduk bersama, pemerintah, Askab, pemain, pelatih, pengusaha, pecinta bola, dan semua pemangku kepentingan untuk menyusun langkah konkret menghadapi tantangan Liga 3. Ini liga nasional, levelnya berbeda. Dibutuhkan kesiapan dari berbagai aspek,” pintanya.
Politisi PDI Perjuangan Lembata ini juga ingin ada penataan Stadion Gelora 99 Lembata sebagai pusat latihan yang memadai, sekaligus tempat sparing partner dengan klub-klub luar yang kuat.
“Stadion harus jadi tempat lahirnya taktik, strategi, dan stamina yang mumpuni. Kita harus benahi infrastruktur,” katanya.
Dari sisi pendanaan, Frans juga menekankan pentingnya perencanaan anggaran yang transparan dan bertanggung jawab. Ia menyebut bahwa kompetisi nasional akan membutuhkan mobilisasi tinggi lintas provinsi, dan itu berarti kebutuhan anggaran akan meningkat signifikan.
“Pemerintah daerah harus mulai dari sekarang menyusun estimasi kebutuhan bersama Askab. Fasilitas, konsumsi, akomodasi, dan transportasi harus terencana baik. Dan kita perlu sinergi dengan pemerintah provinsi untuk menjawab kebutuhan besar ini,” ucapnya.
Tidak hanya soal finansial, politisi senior Lembata ini juga menyinggung pentingnya pembinaan dan peningkatan kualitas pemain. Ia membuka kemungkinan akan ada rekrutmen tambahan jika regulasi memungkinkan, namun tetap menekankan bahwa talenta lokal Lembata tidak kalah hebat, hanya perlu dipoles lebih lanjut.
Frans juga mengajak semua pihak untuk berkolaborasi lintas sektor demi kejayaan sepak bola Lembata.
“Mari kita satukan langkah. Saatnya Lembata dikenal di tingkat nasional melalui tim sepak bola yang tangguh, profesional, dan disegani. Ini bukan akhir, ini adalah awal menuju panggung yang lebih besar,” pungkasnya.(*)

























