LEMBATA – Sejumlah paket pekerjaan peningkatan infrastruktur jalan yang bersumber dari dana PEN di Kabupaten Lembata perlahan mulai rampung.
Sebut saja di Kecamatan Ile Ape. Disana, sejumlah segmen tampak sudah di hotmix, tersisa beberapa segmen lagi yang dalam waktu dekat akan dikerjakan.
Di sepanjang segmen Ile Ape itu, ada dua kontraktor lokal yang berperan mengerjakan paket proyek PEN yakni, PT Anak Lembata Group dan CV Timber Jaya.
Kedua perusahaan jasa konstruksi ini berpengalaman mengerjakan sejumlah proyek infrastruktur di NTT. Dan terkait kualitas dan mutu pekerjaan sudah tidak diragukan lagi.
Deddy Aryanto, selaku penanggung jawab dari kedua perusahaan ini mengaku bahwa proyek yang mereka kerjakan sesuai dokumen perencanaan.
Bagi Deddy, kualitas dan mutu pekerjaan menjadi jaminan mengingat anggaran yang digunakan bersifat pinjaman, sekaligus menjadi utang bersama antara pemerintah dan masyarakat.
Untuk progres fisik pekerjaan, Deddy menyebutkan bahwa sekitar 18.4 kilometer jalan di wilayah Ile Ape sudah mereka kerjakan dengan produk akhir hotmix.
Rinciannya, 9 kilometer hotmix dikerjakan oleh PT Anak Lembata Group. Sementara CV Timber Jaya mendapat 7.2 kilometer dan 2.2 kilometer.
“Total 18,4 kilometer,” sebut Deddy Aryanto ketika dikonfirmasi.
Terpisah, Felix Making, selalu PPK proyek PEN di Ile Ape mengaku bahwa sebagian besar segmen di wilayah itu sudah di hotmix oleh kedua perusahaan tersebut.
Karena itu dalam waktu dekat beberapa segmen yang belum di hotmix itu akan diselesaikan untuk dinikmati masyarakat di seluruh Ile Ape.
“Paket Kimakamak sudah selesai hotmix tinggal Tanjung sama Riangbao-Waowala,” terang Felix beberapa waktu lalu.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (Dinas PUPR) Kabupaten Lembata, Aloys Muli Kedang mengklaim bahwa pengerjaan 50 paket jalan menggunakan dana pinjaman daerah untuk Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) mencapai 80 persen.
“Meski menghadapi berbagai tantangan tapi bisa berjalan baik,” sebut Muli Kedang.
Dia membeberkan beberapa kendala dalam proses pengerjaan jalan ini yakni faktor cuaca buruk,kelangkaan BBM dan yang terakhir adalah kerusakan alat berat selama pengerjaan jalan.
Kondisi ini memungkinkan untuk penambahan masa kontrak kerja untuk kedua kalinya, setelah sebelumnya pemerintah dan pihak kontraktor telah melakukan perpanjangan kontrak selama 50 hari dari masa kontrak berakhir pada 31 Desember 2022 lalu.
“Dari rencana kita ada penambahan sekitar 50 hari, itu kemungkinan dia akan bergeser lebih dari 50 hari. Tapi upaya-upaya untuk mempercepat (pengerjaan jalan) itu tetap kita laksanakan,” terang Muli Kedang.
Meski demikian, dengan kondisi seperti ini, dia tetap menekankan pentingnya kualitas jalan sesuai kontrak kerja kepada pihak rekanan.(Red)