Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Lembata sementara melakukan survei kegemaran membaca masyarakat Lembata yang dilakukan hingga akhir Maret 2024.
Survei ini bisa diikuti semua warga Lembata dengan cara mengisi tautan format google (google form) yang sudah dibagikan di media sosial.
Kepala Dinas Perpustakaan Kabupaten Lembata Anselmus Asan Ola berujar hal tersebut merupakan survei awal yang dilakukan untuk melihat kecenderungan masyarakat membaca buku. Sampai sekarang dia masih memantau pemerataan kecenderungan masyarakat membaca buku seperti apa.
Pihaknya akan melakukan survei yang lebih lengkap dengan metodologi ilmiah pada bulan Mei 2024 mendatang.
Sampai Kamis, 22 Februari 2024, sudah ada
150 responden yang mengisi format tersebut. Salah satu kecenderungan yang mau dilihat menurutnya adalah kebiasaan membaca buku secara konvensional atau secara digital.
“Kita akan pakai hasil dari survei ini juga untuk arah kebijakan ke depan. Untuk sementara kita tidak pengadaan buku dulu di perpustakaan. Kalau mulai geser ke digital maka kita akan perkuat e-Pus Lembata dan buku elektronik,” kata Ansel saat ditemui di gedung perpustakaan Gorys Keraf, Kamis, 22 Februari 2024.
“Kalua banyak yang digital banyak maka kita perkuat literasi digital untuk masyarakat,” ungkap mantan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lembata ini.
Ansel juga berencana membangun komunikasi dengan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat supaya anggota perpustakaan di Lembata juga bisa mengakses buku buku elektronik Perpustakaan Pemprov NTT dan Perpustakaan Nasional.
Saat ini, Perpustakaan Daerah Kabupaten Lembata memiliki 197 ribu eksemplar buku yang ada di ruang koleksi perpustakaan, sekolah-sekolah dan perpustakaan desa.
“(Pengadaan buku) Perpus desa akan kami evaluasi juga karena jarang dipakai,” pungkasnya.
Indeks Literasi Kabupaten Lembata Masih Berada Di Zona Merah
Indeks literasi di Kabupaten Lembata hasil ANBK (Assessment Nasional Berbasis Komputer) berada di zona merah, baru mencapai angka 48. Faktor-faktor seperti minimnya pemahaman tentang literasi dan kurangnya penggunaan perpustakaan sebagai sumber pengetahuan menjadi penyebab utama.
“Untuk Literasi Mahir kita baru 2,41 persen, sedang Literasi Cakap 48,21 persen dan Literasi dasar cukup tinggi yaitu 34,07 persen,” Kepala Dinas Kearsipan Dan Perpustakaan Lembata Ansel Bahi menjelaskan.
“Dengan melihat persentase ini mau tidak mau kami harus mendekatkan perpustakaan ini ke sekolah-sekolah, agar dapat merubah persentase Literasi menjadi baik lagi,” ujar Ansel
“Harapan saya adalah kita jadikan membaca ini sebagai kegiatan kita sehari-hari. Dengan membaca wawasan kita bisa terbuka kita bisa bersaing dengan daerah lain,” pungkas Ansel.
Keterangan Foto/Pustakawati Perpustakaan Daerah Gorys Keraf Kabupaten Lembata sedang bertugas melayani para pembaca buku di ruang koleksi buku, Kamis, 22 Februari 2024.(Red)