LEMBATA – Sejumlah desa di Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dilanda hujan abu. Dikabarkan, hujan abu ini terjadi akibat letusan gunung api Ile Lewotolok di daerah itu.
“Siang malam begini terus, jadinya tidak bebas,” kata Oktovianus Pureklolon, warga Desa Lamawara, Kecamatan Ile Ape kepada katawarga.id, Senin 1 Mei 2023 sore.
Hampir sebulan Desa Lamawara diguyur hujan abu. Semua atap rumah penduduk dilaporkan keropos terkena material vulkanik. Bahkan, sejumlah perabotan rumah tangga warga dan kendaraan yang diparkir di luar rumah juga dipenuhi abu pasir dan kerikil halus.
Kondisi ini membuat warga cemas. Beberapa di antara penduduk desa setempat bahkan sudah memilih tinggal di lokasi perkebunan Parek Walang yang letaknya jauh dari desa Lamawara.
“Tidak nyaman, ada yang sudah ke kebun di Walang karena siang malam selalu begini,” sebut Okto.
Tofik Subaraya, warga Desa Bungamuda juga mengaku kalau kejadian serupa terjadi di desa Napasabok, Bungamuda , Amakaka dan Tanjung Batu.
Kejadian ini terjadi setiap saat, baik siang dan malam. Ketika ada letusan maka muntahan material vulkanik gunung Ile Lewotolok itu masuk ke pemukiman warga.
Tofik sendiri takut, kalau hal seperti ini sering terjadi akan membahayakan penduduk di sekitar lereng gunung Ile Lewotolok. Bahkan, ternak warga seperti kambing dan babi yang biasanya digembalakan di luar pemukiman akan terkena dampak dan bisa mati.
“Mau masuk satu bulan begini terus,” ujar Tofik.
Pengamat Gunung Api (PGA) Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Jefri Pugel menjelaskan, bahwa hujan abu itu terjadi akibat ada gempa erupsi.
Menurut dia, ketika terjadi gempa erupsi maka beberapa wilayah di kecamatan Ile Ape sudah pasti terkena hujan abu.
Hujan abu itu, sebut Jefri, jatuh ke pemukiman warga mengikuti arah angin. Jika anginnya ke arah Barat atau Barat Laut bisa saja desa-desa seperti Bungamuda, Lamawara dan sekitarnya terkena dampak. Begitu juga kalau ke arah Barat bisa jatuh di desa Waowala, atau bisa ke Barat Daya dan bisa kemana saja tergantung arah angin.
“Saat ini kondisi gunung Ile Lewotolok sampai saat ini masih cukup giat, namun dari kegempaan itu di dominasi oleh gempa permukaan seperti gempa-gempa erupsi dan juga hembusan. Jadi gempa erupsi itu ketika terjadi erupsi dibeberapa wilayah itu bisa saja terjadi hujan abu,” ungkap Jefri Pugel ketika dikonfirmasi katawarga.id, Senin 1 Mei 2023.
Lebih jauh, Jefri mengimbau agar penduduk yang dilanda hujan abu mengikuti rekomendasi dari PGA Ile Lewotolok seperti memakai masker penutup hidung dan mulut, dan alat pelindung mata dan kulit.
“Untuk cegah gangguan ISPA atau infeksi pernapasan. Karena abu itu mengandung Silika itu butiran-butiran kaca yang bisa menyebabkan paru-paru terinfeksi,” terang Jefri Pugel.
Saat ini gunung Ile Lewotolok masih aktif, karena itu warga diimbau untuk waspada dan tidak boleh beraktifitas di dalam radius 2 kilometer dari puncak gunung.
“Akan terus erupsi meski kecil tapi berpotensi ada hujan abu,” tandas Jefri Pugel.(red)