LEMBATA – Wakil Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Lembata Paulus Makarius Dolu mendorong Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata membangun jalan di lingkar Ile Ape dan Ile Ape Timur.
Hal ini beralasan, sebab menurut Paul Dolu, di tahun 2022, sebagian jalan di kawasan keliling gunung Ile Lewotolok tidak tersentuh proyek peningkatan infrastruktur PEN.
Karena itu, Paul Dolu meminta agar di tahun 2023, pemerintah Lembata bisa mengalokasikan anggaran melalui dana insentif daerah WTP senilai 16 miliar atau Dana Inpres senilai 32 miliar.
“Secara khusus saya minta kepada pemerintah Kabupaten Lembata untuk melanjutkan peningkatan jalan dari Watodiri-Jontona dan selanjutnya ke Waowala,” kata Paul Dolu, Senin (6/2/2023).
Paul Dolu menjelaskan, wilayah Watodiri menuju Jontona di Kecamatan Ile Ape Timur dan Waowala di Kecamatan Ile Ape merupakan zona merah bencana erupsi gunung Ile Lewotolok. Karenanya, akses jalan yang baik menjadi salah satu prioritas agar proses evakuasi warga ketika terjadi letusan gunung menjadi lebih mudah.
“Karena ini daerah rawan bencana yang sewaktu waktu menjadi kebutuhan evakuasi. Ini jalur evakuasi bencana. Jadi harus perhatikan. Saya minta pemerintah menggunakan dana DID yang 16 miliar atau Dana Inpres senilai 32 miliar,” sebut Paul Dolu.
Menurut dia, jalur evakuasi alternatif di dua kecamatan itu sangat diperlukan jika sewaktu-waktu ada bencana yang berkaitan dengan letusan gunung Ile Lewotolok atau luapan lahar dingin.
“Selain evakuasi jalur laut tetapi evakuasi jalur darat juga dibutuhkan,” ujar Paul Dolu.
Hasan Baha, anggota Komisi II DPRD Lembata juga menganjurkan agar wilayah di keliling Ile Lewotolok musti dibangun jalan dari dana insentif daerah WTP senilai 16 miliar atau Dana Inpres senilai 32 miliar.
Bagi dia, kawasan di wilayah itu musti dibangun jalan karena berada di zona merah dan menjadi jalur alternatif evakuasi ketika terjadi letusan gunung Ile Lewotolok.
Dirinya berharap, pemerintah daerah Lembata bisa memperhatikan aspirasi masyarakat terkait akses jalan tersebut.(Red)