LEMBATA – Pemerintah Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) akan menghadirkan investor untuk mengembangkan bisnis perikanan di kabupaten itu.
Selain itu, investor tersebut juga akan membuka pabrik es dan cold storage super besar untuk kelancaran bisnis mereka disektor perikanan.
Hal ini disampaikan Penjabat Bupati Lembata Marsianus Jawa dalam rapat koordinasi teknis Penanaman Modal dan PTSP Tingkat NTT tahun 2023 di Ballroom Resto Lewoleba, Kamis 4 Mei 2023.
“Potensi perikana Lembata sangat besar maka perlu ada investor, kita sedang berupaya untuk bawa mereka kesini,” kata Marsianus.
Marsianus mengaku, pemerintah daerah sedang berkoordinasi dengan investor tersebut. Dan rencananya, dalam waktu yang tidak terlalu lama, investor itu akan datang ke Lembata untuk berinvestasi.
Menurut dia, jika ingin sumberdaya perikanan di Lembata punya nilai lebih maka harus ada investasi di bidang perikanan dan itu hanya bisa dilakukan oleh investor besar.
Pasalnya, selama ini hasil tangkapan nelayan Lembata hanya bisa di jual ke perusahaan ikan di Larantuka, Kabupaten Flores Timur. Bahkan, sebagian hasil tangkapan nelayan langsung dijual di tengah laut ke kapal-kapal penampung yang selama ini rutin mengambil hasil tangkapan nelayan Lembata.
Kehadiran investor itu, lanjut Marsianus, akan menampung semua hasil tangkapan nelayan di Lembata sehingga nelayan tidak perlu membawa hasil lautnya ke Larantuka atau sekedar menjual ke kapal-kapal penampung.
“Selama ini belum dimanfaatkan secara baik, nanti Kadis terus berkoordinasi dengan dia (investor.red) supaya bisa jalan,” sebut Marsianus.
Terpisah, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat mengatakan bahwa potensi perikanan di Lembata dan Flores Timur mampu menghasilkan hingga 70 triliun.
“Lembata dan Flores Timur akan terbang tinggi. Wilayah dengan penangkapan perikanan terukur, Lembata dan Flores Timur masuk dalam desain itu. Rp 70, triliun ini uang besar ini,” kata Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat di Lembata, Jumat 9 September 2022 lalu.
Menurutnya, kedua kabupaten ini bisa menjadi lumbung ikan nasional selain Laut Arafura dan Banda. Desain Kementrian Perikanan RI, salah satu titik lumbung perikanan Indonesia adalah dua wilayah ini.
Bahkan, Laiskodat mentaksasi kalau dalam setahun, kawasan perikanan dan kelautan di dua tempat itu mampu menyumbang 70 trilun. Namun, dalam pengerjaan, menurutnya tidak bisa dikerjakan sendiri.
Karena itu, kata dia, perlu ada diskusi bersama antar semua pihak. Viktor menyebut, laut Banda, Arafura dan Flotim serta Lembata, akan menjadi satu-satu kesatuan desain. Namun, khusus di dua Kabupaten ini, harus dikerjakan sendiri.
“Ini perlu investasi yang tidak besar, karena itu perlu ada keseriusan dari pemerintah daerah sendiri,” tandas VBL.(red)