LEMBATA – Pemda Lembata membangun kemitraan dengan Bank NTT dan PT Suaka Bumi Pertiwi untuk program Pemprov NTT yakni Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS).
Dikatakan Kepala Dinas Pertanian Lembata Kanisius Tuaq bahwa petani atau wirausaha mandiri (wiman) yang mengikuti program TJPS tidak perlu ragu hasil panen jagung mereka dijual kemana.
Pemerintah sudah bekerja sama dengan PT Suaka Bumi Pertiwi sebagai off taker yang akan membeli hasil panenan jagung di Lembata.
Kanis berujar PT Suaka Bumi Pertiwi akan membeli hasil panen jagung milik petani dengan harga Rp 3.500 per kilogram.
Dia merincikan saat ini total lahan di Lembata untuk program ini seluas 218,5 hektare dengan jumlah 272 wirausaha mandiri.
Program ini, kata dia, sudah tersebar di delapan kecamatan kecuali kecamatan Atadei.
“Tapi ini program baru jadi perlu edukasi ke masyarakat,” ungkapnya usai penanaman jagung secara simbolis di desa Watanlolo, Kecamatan Nagawutung, Jumat (16/12).
Sementara itu Penjabat Bupati Lembata Marsianus Jawa menginginkan supaya program tersebut sukses di Lembata. Dia ingin Lembata sebagai lumbung pangan jagung di tengah ancaman krisis pangan global.
Menurut dia, program ini melibatkan Bank NTT sebagai bagian dari edukasi bahwa petani juga punya akses ke dunia perbankan.
Dia minta dukungan semua pihak, termasuk pegawai negeri sipil, camat dan kepala desa untuk memberi teladan kepada masyarakat untuk menanam jagung.
Wim Wolor, Pemimpin Pertanian dan Ketahanan Pangan Kecamatan Nagawutung, melaporkan luas lahan TJPS untuk keseluruhan Kecamatan Nagawutung seluas 54 Hektare dan 65 wirausahawan mandiri (wiman).