KATAWARGA-ID-Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Lembata Petrus Bala Wukak (PBW) mengecam pernyataan Penjabat Bupati Lembata Matheos Tan karena memberikan kebebasan kepada PT Mutiara Adonara melakukan investasi di teluk Lewoleba.
Hal itu PBW sampaikan, menanggapi pernyataan Matheos Tan dalam sambutan saat membuka kegiatan Musrembang Tingkat Kabupaten Lembata Tahun 2024 di aula kantor bupati Lembata, Senin 18 Maret 2024 pagi.
Menurut PBW, pernyataan Penjabat Bupati Matheos Tan di dalam forum Musrembang terkait dukungan yang diberikan pemerintah Lembata kepada PT Mutiara Adonara untuk melakukan budidaya mutiara di teluk Lewoleba sangat mencederai perjuangan masyarakat nelayan di Lembata.
PBW juga menanggapi pernyataan Penjabat Bupati Matheos Tan terkait rencana mendatangkan aparat keamanan berpangkat bintang untuk mengamankan kepentingan investasi PT Mutiara Adonara di teluk Lewoleba. Menurutnya, rencana itu sama halnya dengan pemerintah mengadu domba masyarakat dengan aparat kemanan.
Bahkan, lanjutnya, perilaku seperti itu juga merupakan salah satu cara Matheos Tan menggunakan kekuasaan untuk mengamankan kepentingan para kapitalis.
“Tadi penjabat omong saya sangat tersinggung dan langsung keluar ruangan. Pernyataan seorang penjabat bupati seperti itu sangat berbahaya, semestinya ada gejolak di masyarakat pemerintah tidak boleh berpihak, dan ingat itu berbahaya sekali,” tegas PBW kepada wartawan di kantor DPRD Lembata, Senin 18 Maret 2024 siang.
Sekertaris DPD II Partai Golkar Kabupaten Lembata ini mengingatkan Penjabat Bupati Matheos Tan untuk tidak menggunakan kekuasaannya dalam memuluskan kepentingan investasi PT Mutiara Adonara. Pasalnya, cara seperti itu akan memicu konflik berkepanjangan.
“Penjabat tadi sempat singgung, kalau tolak tolak terus nanti ada bintang yang turun tangan, nah pernyataan semacam ini kita tidak takut. Ingat pemerintah jangan gunakan kekuasaan untuk meloloskan investasi ini, itu bahaya,” ungkap PBW menegaskan.
Tidak berhenti disitu, politisi senior partai Golkar ini ini juga menyoroti pernyataan Penjabat Matheos Tan soal rencana proyek Panas Bumi di Atadei. Menurutnya, rencana Pembangunan proyek itu harus diawali dengan sosialisasi menyeluruh hingga menemukan kesepakatan dengan masyarakat.
Masyarakat di wilayah Atadei dan sekitarnya harus benar-benar mengerti apa manfaat serta risiko dari proyek itu. Hal ini menurutnya sangat penting dan menjadi tahapan awal sebelum proyek itu dikerjakan.
“Panas bumi harus benar-benar tuntas sosialisasi supaya masyarakat penerima manfaat terdekat seperti Atakore, Lewokoba, Waiwejak dan semuanya harus tahu manfaat dan dampaknya,” ujar PBW.
Terkait rencana pembangunan proyek geothermal ini juga, PBW menegaskan agar pemerintah Lembata dibawa kepemimpinan Matheos Tan musti menggunakan cara-cara humanis dan komunikatif sewaktu berhadapan dengan masyarakat.
Matheos Tan, menurut PBW, tidak boleh memanfaatkan kekuasaannya sebagai penjabat bupati untuk meloloskan proyek geothermal di Atadei.
Mantan koordinator umum Aldiras Lembata ini mengaku akan berdiri paling depan bersama masyarakat Atadei untuk menolak apabila Matheos Tan terlalu memaksakan kehendak untuk membuka proyek tersebut.
“Kalau dibiarkan terus dan ada investasi geothermal di Atadei maka saya akan berdiri paling depan untuk lawan, apalagi itu di kampung saya,” ujar PBW.
Dirinya juga meminta pemerintah Lembata untuk melakukan verivikasi ulang ketika menemukan masalah di tingkat masyarakat. Jika hal itu tidak dilakukan, dan dipaksakan maka PBW meminta agar Penjabat Bupati Matheos Tan pulang saja ke Jakarta.
“Kalau dia (Matheos Tan) tidak cepat ambil sikap maka secepatnya dia tinggalkan Lembata, pulang ke Jakarta kalau dia tidak humanis lakukan pendekatan investasi kepada masyarakat,” tandas PBW.(Red/)