Pemerintah Desa Jontona, Kecamatan Ile Ape Timur membuka posko siaga darurat menyusul kenaikan status siaga gunung Ile Lewotolok yang telah diumumkan, Selasa, 27 Februari 2024.
Pembangunan posko siaga darurat ini merupakan salah satu isi kesepakatan dalam Rapat Koordinasi Satuan Komando Penanganan Darurat Bencana di Kantor BPBD Kabupaten Lembata, Selasa silam.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lembata Andris Koban mengatakan warga Jontona akan berada dalam satu komando di bawah pimpinan kepala desa yang berkoordinasi dengan satuan komando siaga darurat kabupaten.
Pihaknya sudah menginformasikan kepada warga Jontona supaya tetap siaga dan mengikuti arahan dari kepala desa.
Andris menyebutkan pihaknya juga sudah mengecek kesiapan 17 pos siaga yang ada di masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD) sesuai dengan rencana kontingensi (renkon) erupsi Ile Lewotolok.
Asisten 3 Setda Lembata Mans Wutun berujar satuan komando siaga darurat perlu menyampaikan kepada masyarakat supaya tetap tenang dan tidak panik sembari memantau informasi dari pemerintah daerah.
“Kita semua harus dalam keadaan siaga untuk ikuti perkembangan ini. Kita sudah harus aktifkan posko siaga. Pemda secara administratif juga bisa mengantisipasi jika terjadi erupsi. Tahap siaga ini kita harus siapkan apa saja yang perlu,” kata Mans.
Kapolres Lembata AKBP Vivick Tjangkung sepakat kalau satuan komando siaga darurat mengambil langkah untuk menenangkan masyarakat dengan informasi yang benar dan akurat.
“Kita harus berikan kepercayaan kepada masyarakat dengan hasil pemantauan dari Pos Pemantau Gunung Api. Tiap hari harus ada laporan dari pos yang diteruskan tim kepada masyarakat,” tandasnya.
Satuan Komando Bencana Ambil Pilihan Pengungsian Mandiri Dan Terbatas Pasca Kenaikan Status Ile Lewotolok.
Satuan Tugas (Satgas) Komando Siaga Darurat mengambil pilihan pengungsian mandiri dan pengungsian terbatas bagi masyarakat pasca kenaikan tingkat aktivitas Gunung Api Ile Lewotolok dari Level II atau Waspada menjadi Level III atau Siaga.
“Kondisi masih bisa terkendali dalam pantauan sehingga kita tidak melakukan pengungsian secara masif untuk satu desa, tapi diberi ruang untuk pengungsian mandiri dan pengungsian terbatas,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lembata, Andris Koban usai Rapat Terbatas Satuan Komando Penanganan Darurat Bencana di Lewoleba, Kabupaten Lembata, Selasa, 27 Februari 2024 malam.
Namun, berdasarkan hasil kajian lapangan terkini yang dilakukan oleh Pos Pengamatan Gunung Api Ile Lewotolok, jarak aliran lava ke arah Desa Jontona masih terpantau sejauh dua kilometer.
Dari hasil kajian itu, Satuan Komando Penanganan Darurat Bencana Kabupaten Lembata pun mengambil keputusan untuk tidak melakukan pengungsian secara masif untuk satu desa.
Opsi pengungsian mandiri, kata Andris diberikan kepada warga yang hendak mengungsi ke keluarga. Untuk pilihan ini, aparat desa harus melaporkan data warga yang mengungsi ke Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops) di BPBD Lembata.
Selanjutnya ada pengungsian terbatas yang diperuntukkan bagi kelompok rentan seperti ibu hamil, ibu menyusui, lanjut usia, bayi, balita, dan anak-anak. Untuk pilihan pengungsian terbatas, pihak BPBD Lembata menyiapkan Aula Ankara di Lewoleba untuk dimanfaatkan sebagai lokasi pengungsian.
Andris mengatakan evakuasi mandiri dapat dimulai Rabu hari ini.
Para tim siaga bencana pun akan turun ke lapangan untuk mengecek kesiapan desa-desa terdampak untuk siap siaga terhadap kondisi tersebut.
Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Ile Lewotolok, Jeffry Pugel mengatakan kondisi terakhir jarak aliran lava ke Desa Jontona kurang lebih sejauh dua km.
Pihaknya pun akan terus memantau perkembangan aliran lava dalam satu dua hari ke depan.
Jika intensitas laju aliran lava masih tinggi, maka skenario terburuk adalah mengevakuasi masyarakat Desa Jontona. Namun, apabila laju aliran lava terpantau melambat, maka tingkat aktivitas gunung bisa kembali dievaluasi.
Ia pun berharap masyarakat tetap waspada sembari menanti informasi lanjutan dari pihaknya.
“Tetap siap siaga sambil menunggu informasi dari kami,” ucapnya.
Adapun Rapat Terbatas Satuan Komando Penanganan Darurat Bencana diikuti oleh para pemangku kepentingan kebencanaan yang ada di Lembata.
Rapat dipimpin oleh Kapolres Lembata, AKBP Vivick Tjangkung selaku Komandan Satuan Komando Penanganan Darurat Bencana di Lembata.(Red)