NAMA GABRIEL KAPITAN alias Gaba terdengar familiar di Kabupaten Lembata. Kedekatan dan kepeduliannya pada masyarakat membuat Gaba diusulkan menjadi wakil rakyat di gedung DPRD Lembata periode selanjutnya.
Berbekal segudang pengalamannya, ayah tiga orang anak ini pun memberanikan diri untuk bertarung di Pemilu 2024 mendatang dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Gaba akan bertarung di daerah pemilihan (dapil) dua yang meliputi wilayah Kecamatan Ile Ape, Ile Ape Timur dan Lebatukan.
Selain keinginan pribadi, Gaba mengaku banyak masyarakat yang juga mendorong dan mendukung dirinya untuk maju sebagai legislator. Masyarakat sudah sendiri melihat kerja-kerja nyatanya untuk membuat perubahan di desa Laranwutun dan sekitanya.
“Karena keberhasilan saya di desa Laranwutun dan sekitarnya,” ungkap mantan Kepala Desa Laranwutun periode 2016-2021 ini. Jadi dia juga sudah teruji bekerja dalam pemerintahan sebagai kepala desa.
Sebagai teknisi listrik, dia seringkali melayani kebutuhan meteran listrik masyarakat tidak mampu di wilayah kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur. Gaba mengaku biaya pemasangan meteran listrik seharusnya mencapai Rp 2 juta, tetapi untuk keluarga tidak mampu dia hanya mengenakan biaya setengahnya saja.
Pada masa kampanye, Gaba sudah banyak berkeliling di wilayah Ile Ape, Ile Ape Timur dan Lebatukan. Di hadapan masyarakat, alumnus Teknik Mesin Politeknik Negeri Kupang (1992) ini menyampaikan gagasannya. Dia ingin mengubah paradigma masyarakat tentang kerja-kerja lembaga DPRD selama ini.
“DPRD itu wakil rakyat, bukan wakilnya bupati,” tegasnya.
Dia menilai pemerintah kurang berpihak pada masyarakat. Banyak program pemerintah tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat banyak. Makanya, program-program pemerintah yang tidak sesuai kebutuhan masyarakat akan dia tolak jika dia terpilih nanti.
“Kalau sesuai kebutuhan masyarakat kita dukung, kalau tidak sesuai kebutuhan ya kita tidak sepakat,” ungkap pria yang lahir di Waipukang 55 tahun lalu itu.
“Kalau saya didaulat maka tolong kasi saya ruang di Peten Ina (DPRD Lembata). Soal tugas dan tanggung jawab DPRD kita semua sudah tahu. Sekarang soal nurani seorang wakil rakyat saja. Menjadi anggota DPRD itu bukan soal kecerdasan saja, tapi itu soal keberanian dan komitmen,” Gaba menegaskan. “Berani mengatakan hal yang benar dan hal yang tidak benar,” tambahnya.
Dia juga mengevaluasi kinerja anggota DPRD dan pemerintah selama ini yang menurutnya masih minim perhatian hampir di semua sektor di wilayah daerah pemilihan dua. Baik itu sektor pertanian, peternakan, dan perikanan. Ini ruang yang cocok untuk mengubah kehidupan masyarakat.
Gabriel Kapitan bersyukur bisa menjadi anggota partai keadilan sejahtera (PKS) Kabupaten Lembata. Sebagai kader partai potensial, kehadiran Gaba membuat masyarakat menjadi yakin bahwa PKS merupakan partai yang inklusif dan terbuka untuk siapa saja dan dari latar belakang apa saja. Dia menjadi kader PKS nomor 4 yang bertarung di dapil 2 (Ile Ape, Ile Ape Timur dan Lebatukan).
“Saya simpati karena PKS punya komitmen. Partai yang inklusi. Semoga keterwakilan kita bisa mewakili masyarakat melalui PKS,” harapnya.
Profil Singkat
Setelah menyelesaikan kuliah di Politeknik Negeri Kupang, Gaba langsung bekerja di Pitoby Grup Kupang dari tahun 1992-2001. Perusahaan tersebut memiliki anak perusahaan mutiara yang bernama PT Camar Sentosa yang sempat beroperasi di Waienga.
Gaba kemudian memutuskan pulang kampung dan mengajar di SMK Ile Lewotolok dari tahun 2003-2009 dan sempat menjadi ketua jurusan mesin serta bekerja sebagai tenaga kontrak Pemerintah Provinsi NTT (2009).
Dia juga ditunjuk sebagai kepala perwakilan PT Telaga Ende yang menangani pemasangan jaringan listrik di Lembata.
Dirinya juga mendirikan CV Lembata Pratama yang bergerak di bidang kelistrikan di Lembata. Berkat kiprah panjangnya di dunia kelistrikan, dia terpilih menjadi Koordinator Asosiasi Kontraktor Listrik dan Mekanikal Indonesia (AKLI) di Kabupaten Lembata.
Gaba kemudian terpilih menjadi kepala desa Laranwutun periode 2016-2021. Dia lantas banyak terlibat dalam pemerintahan dan menelurkan kebijakan-kebijakan yang pro masyarakat. Sebagai kepala desa, dia juga malah sempat terpilih sebagai Badan Peduli Kesehatan Masyarakat Ile Ape.
Meski sudah tidak menjabat sebagai kepala desa, kepeduliannya kepada masyarakat tak pernah surut. Dia ingin ada perubahan di tengah masyarakat. Menjadi wakil rakyat dan terjun ke dunia politik baginya merupakan langkah bijaksana untuk mewujudkan perubahan itu.
Terhadap Pemilu 2024 kali ini, ia berharap semuanya berjalan aman, damai dan tenteram.
“Sekarang tinggal masyarakat tentukan,” tutupnya.(Red)