LEMBATA – Lembaga Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Lembata menghendaki agar pekerjaan peningkatan jalan di jalur tengah kabupaten Lembata yang bersumber dari dana Inpres tahun 2023 berkualitas.
Dalam anbggaran dari APBN Murni tahun 2023 itu digunakan untuk percepatan peningkatan konektivitas jalan daerah sesuai Instruksi Presiden Jokowi Nomor 3 Tahun 2023.
Di Lembata, dana Inpres digunakan untuk kegiatan peningkatan infrastruktur jalan di jalur tengah (Simpang Waikomo-Belobatang-Wulandoni) dengan pagu anggaran Rp39.042.854.
Wakil Ketua II DPRD Kabupaten Lembata Frans Gewura mengatakan, lembaga DPRD Lembata juga turut serta mengawasi pelaksanaan pekerjaan jalan tersebut.
Pengawasan itu, sebut Frans, merupakan tugas melekat seorang DPRD dan juga secara lembaga.
“Meskipun itu APBN tapi kita juga lakukan pengawasan,” katanya kepada wartawan usai sidang Paripurna DPRD Lembata di lantai II DPRD Lembata, Senin 25 September 2023.
Dia berujar, adanya dana Inpres untuk pembangunan infrastruktur jalan di jalur tengah Lembata ini memberikan harapan baru bagi masyarakat di wilayah itu.
Pasalnya, sejak Lembata otonom menjadi kabupaten pada tahun 1999, wilayah jalur tengah tidak pernah tersentuh jalan beraspal. Beberapa desa di kawasan itu bahkan terisolasi dari akses transportasi.
Bahkan lebih susah lagi, hanya karena jalan yang buruk, beraneka ragam hasil komoditi di wilayah itu tidak bisa jual ke kota Lewoleba bahkan keluar pulau Lembata untuk kepentingan dagang.
“Dulu mau harap apa, tidak bisa, akses jalan parah, komoditi-komoditi yang melimpah di sana terpaksa dibiarkan tak terurus,” kenang Frans.
Kendati demikian, di tahun 2023 ini, sepanjang wilayah di jalur tengah Lembata itu mulai di aspal. Satu persatu kilometer dari jalanan mulai dihampar hotmiks.
Penduduk disekitar kawasan jalur tengah seperti warga Belobatang hingga ke Uruor dan Udak mulai rutin membawa hasil bumi seperti kentang, wortel, nenas, dan aneka tanaman holtikultura lainnya untuk di jual ke Lewoleba.
“Artinya, ekonomi mulai tumbuh, itu salah satu dampak yang saya lihat,” ujar Frans.
Dirinya berharap, dana Inpres ini bisa menebus akses jelan ke Udak. Sementara untuk wilayah Wulandoni dia bisa dilakukan di tahun-tahun mendatang jika ada alokasi anggaran dari APBN.
“Kita harapkan jalur tengah harus sampai di Udak dulu karena itu yang paling berat, nanti overnya ke Wulandoni baru lanjut lagi,” katanya.
Terpisah, Deddy Aryanto selaku Penanggung Jawab PT Anak Lembata Group menargetkan bahwa pekerjaan akan diselesaikan di bulan Desember 2023.
Total panjang aspal yang dikerjakan 13 kilometer dengan lebar badan jalan aspal 4,5 meter. Sementara lebar rabat bahu jalan 1 meter kiri dan 1 meter kanan, sehingga total 6,5 meter.
Pekerjaan itu juga dilengkapi dengan bangunan pelengkap talud sisi kiri dan mortar sisi kanan.
Untuk tenaga kerja di proyek itu, Deddy merekrut warga setempat, ditambah warga dari Larantuka, Maumere dan Ile Ape.
Terkait stok material, dilaporkan sangat mencukupi termasuk kebutuhan aspal juga dianggap bisa memenuhi proyek itu sampai selesai.(Red)