LEMBATA – Kabupaten Lembata, Negeri Pemburu Paus dan Seribu Ritus ini kaya akan nilai seni dan kekayaan budaya yang berkaitan dengan sandang, pangan dan papan.
Disisi lain, anak muda Lembata punya potensi yang luar bisa di bidang seni budaya yang sayangnya belum benar-benar dikelola dengan baik.
Banyak generasi muda Lembata yang sudah berpresitasi dibidang kesenian, bahkan yang sering tampil dimana-mana. Ada di bidang film, teater, seni kontemporer dan kesenian tradisional. Mereka sudah mengahrumkan nama dan melestarikan budaya Lembata.
Balai Kesenian Lembata sudah menjadi keharusan, dan rasanya pantas disebut sebagai salah satu kebutuhan yang mendesak. Sektor pariwisata bisa berkembang kalau ada investasi pada bidang kebudayaan secara berkelanjutan pada aspek infrastruktur dan suprastruktur kebudayaan, kita bangun fasilitasnya sekaligus kita berdayakan komunitas-komunitasnya.
Undang-undang Pemajuan Kebudayaan Nomor 5 tahun 2017 sudah sangat jelas mengamanatkan bahwa pemajuan kebudayaan menjadi tanggung jawab pemerintah. Olehnya, kita butuh keberpihakan anggaran Pemda terhadap pemajuan kebudayaan.
Keberpihakan politik anggaran terhadap agenda pemajuan kebudayaan di daerah adalah wujud nyata pemerintah daerah menghargai warisan budaya Lembata.
“Setelah kepengurusan PKN Lembata terbentuk kami telah melakukan pertemuan dan diskusi dengan berbagai pihak untuk memahami apa saja problem yang tengah dihadapi oleh rakyat,” kata Ketua PKN Lembata Juprians Lamabelawa.
Membangun Balai Kesenian Lembata berarti membangun Lembata. Membangun sektor budayanya, ekonomi kreatifnya, pariwisatanya, dan yang tidak kalah penting, membangun jati diri orang Lembata. Membangun jati diri dan identitas generasi muda Lembata.
Jika pelaku olahraga kita telah difasilitasi, semua orang Lembata yang berbudaya ini tentu akan merasa tidak diperhatikan jika pemerintah daerah tidak segera membangun Balai Kesenian Lembata.
Balai kesenian tersebut haruslah dikelola dengan baik dan terbuka bagi semua kalangan. Keberadaan balai kesenian tentu akan mempermudah para pelaku seni budaya di Lembata karena secara teknis untuk kebutuhan pementasan dan pagelaran juga hiburan atau mungkin pemutaran film tidak menjadi sesuatu yang sulit untuk dilaksanakan oleh siapapun.
“Sebagai partai politik baru peserta pemilu 2024 kami merasa punya tanggung jawab dan tugas sejarah yang tidak mudah. Ada sekian banyak masalah yang perlu diselesaikan secara bersama dengan semangat Taan Tou Laleng Ude One’ Ude,” ujar Juprians.
Dan setelah melakukan refleksi dan diskusi dengan berbagai pihak, PKN Lembata menyimpulkan bahwa memajukan Lembata haruslah dengan memajukan generasi mudanya. Dan cara untuk memajukan generasi muda yang paling efektif adalah mengapresiasi dan memfasilitasi potensi kreatif yang ada pada mereka.(JL-PKN/Red)