LEMBATA – Hendrikus Buran, Ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) cabang Lembata, Nusa Tenggara Timur sekaligus ketua TKBM dan koperasi buruh menyatakan, pihaknya telah berhasil menaikan sejumlah item pengupahan bagi tenaga kerja bongkar muat (TKBM) di pelabuhan setempat.
Namun, SPSI setempat belum berhasil mengorganisir para pekerja Toko, Pembantu rumah tangga, outsourcing serta para buruh lain yang bekerja di Kabupaten Lembata.
Hal tersebut disampaikan Hendrikus Buran kepada wartawan, di sela sela peringatan Hari Buruh Internasional di kota Lewoleba, Senin (1/5/2023) siang.
Hendrikus menyebut, beberapa komponen upah yang berhasil dinaikan yakni, Stefedoring, kargo doring dan refising delivery, dengan harga satuan Rp. 61.520,- ton/meter kubik.
“Sudah disepakati oleh wakil pengusaha melalui perusahaan bongkar muat (PBM), dengan tenaga kerja bongkar muat atau serikat pekerja dan pihak penyelenggara pelabuhan laut kelas 3 Lewoleba. Kala itu, bertindak sebagai mediator, bapa kepala unit penyelenggara pelabuhan kelas 3 Lewoleba, Desmon S. Meno,” ungkap Hendrikus.
Selain itu, pihaknya juga berhasil menaikan upah untuk item kerja Cantol atau gate container dari 105 ribu menjadi 330 ribu rupiah.
“Itu buah dari perjuangan Pengurus Serikat Pekerja Indonesia untuk kesejahteraan para pekerja pelabuhan,” ungkap Hendrikus di sela sela peringatan hari buruh Internasional di Lembata.
May Day 2023 di Lembata sendiri diperingati dengan mengusung Tema; Merajut Kebersamaan Antara Pekerja pengusaha dan Pemerintah.
“Melalui tema ini kami menyarakan agar pemerintah berpihak kepada buruh, tidak saja buruh pelabuhan namun juga para buruh lainnya dari sisi regulasi yang bisa mengayomi kehidupan kaum buruh,” ungkap Hendrikus.
Dari sisi pengupahan, dengan cara masing masing melalui serikat pekerja, tahun 2023,
May Day di kabupaten Lembata diperingati dengan cara menggelar aneka kegiatan, diantaranya, misa syukur, lomba Dolo Dolo (tarian tradisional) dan tarik tambang.
“Buruh sellau mengucap syukur atas napas kehidupan, bahwa Tuhan masih memberi waktu dan rejeki melalui kerja keras,” ungkap Ketua SPSI cabang
Lembata, Hendrikus Buran.
Ia menyebut, para buruh yang bekerja di toko toko, serta perusahaan, serta tenaga outsourcing lain, belum menggabungkan diri di bawah naungan organisasi SPSI. Ia berikhtiar kedepannya, seluruh buruh di Lembata bergabung di bawah Panji SPSI Lembata.
Sementara itu, Rafael Betekeneng, Kadis Nakertrans kabupaten Lembata yang turut hadir dalam peringatan May Day di Lembata, Senin (1/5/2023) mengatakan, organisasi buruh pelabuhan atau TKBM, menjadi salah satu organisasi Buruh binaan Pemda.
“Berkaitan hak dan upah Kita selalu monitor serta berkomunikasi, untuk kehidupan lebih baik. Tahun lalu Pemda ikut memfasilitasi penggabungan buruh yang selama ini berdiri sendiri dan bekerja di Pelra untuk bergabung menjadi Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) pelabuhan.
Selain itu, Pemda Lembata telah memfasilitasi pembayaran sisa honor yang harus dibayar Yayasan Bintang samudra kepada belasan guru yang di PHK. Para guru sudah bayar haknya.
Pemda juga sebut Rafael, ikut memfasilitasi kesepakatan damai beberapa subkontraktor kepada PT. Adi Karya. Hampir semua pengaduan sudah dipenuhi.
Terakhir, kasus PHK di SPBU Waijarang pihaknya sudah memanggil 4 pengadu, serta Dirut Kenzi Sunur. Kasus PHK tersebut masih dalam taraf mediasi.
Rafael Betekeneng juga menyebut, pihaknya bekerja sama dengan Polres Lembata telah memulangkan 26 tenaga kerja asal Soe, yang hendak berangkat ke luar negeri melalui pelabuhan laut Lewoleba.
“Mereka itu akhirnya dipulangkan tadi malam ke Kupang, sementara calo nya orang TTU sudah ditangkap di Kupang,” ungkap Kadis Nakertrans, Rafael Betekeneng.(red)