LEMBATA – Faktor cuaca yang tidak menentu menyebabkan penyelesaian sejumlah proyek infrastruktur jalan PEN di kabupaten Lembata terhambat.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas PUPR Kabupaten Lembata Aloys Muli Kedang usai rapat paripurna DPRD Lembata, Senin (13/2/2023) lalu.
Menurut Alo, faktor cuaca seperti hujan berkepanjangan menyebabkan 50 paket proyek PEN di seluruh Lembata terlambat untuk diselesaikan.
Selain itu, Alo juga mengaku bahwa kelangkaan BBM beberapa waktu lalu dan kerusakan sejumlah alat berat proyek juga turut menjadi pemicu lambatnya pekerjaan proyek PEN.
Kendati demikian, Alo percaya bahwa semua paket PEN yang tersebar di seluruh wilayah Lembata mampu diselesaikan oleh para rekanan.
“Semua sudah 80 persen, meski menghadapi berbagai tantangan tapi bisa berjalan baik,” kata Alo Kedang.
Karena 50 paket proyek itu belum sepenuhnya rampung, PPK sempat melakukan addendum selama 50 hari kerja dari masa kontrak berakhir pada 31 Desember 2023 lalu, dan dimungkinkan ada addendum untuk kedua kalinya.
“Dari rencana kita ada penambahan sekitar 50 hari, itu kemungkinan dia akan bergeser lebih dari 50 hari. Tapi upaya-upaya untuk mempercepat (pengerjaan jalan) itu tetap kita laksanakan,” terang Alo Kedang.
Meski demikian, Alo tetap mengingatkan para kontraktor agar jalan yang mereka kerjakan itu harus benar-benar berkualitas dan tidak boleh curang.
Warga Senang Jalan Sudah Hotmix
Sementara itu sejumlah warga di Lembata merasa senang. Pasalnya, sebagian besar jalan di sepanjang wilayah Belang-Belame-Lamalewar-Boto sudah mulai beraspal mulus.
Para warga mulai terbantu. Mereka tidak perlu lagi membuang banyak waktu untuk sekedar ke desa-desa tetangga atau berpergian ke kota Lewoleba.
Saat musim hujan, warga tidak sulit melintasi jalan yang penuh kubangan lumpur dan berbatu licin lagi. Mereka juga bisa dengan mudah membawa hasil komoditi untuk dijual ke kota Lewoleba. Dan dipastikan pertumbuhan ekonomi akan meningkat.
“Mau buat apa saja gampang, jalan sudah licin ni” ujar Emil Koli warga Belang, Jumat (3/3/2023).
Sebagai masyarakat pengguna jalan, Emil meminta kontraktor untuk bekerja sesuai aturan dan tetap menjaga kualitas.
“Kami percaya meraka (kontraktor) yang kerja jalan ini, apalagi DPRD juga sering pantau, awasi disini,” sebut Emil.
Zainudin, penjual ikan keliling di wilayah Lamalewar dan Boto juga mengaku bahwa sebagian besar jalan utama di wilayah Nubatukan sudah baik.
Akan tetapi sebut dia, masih ada beberapa ruas jalan lagi seperti di Lamalewar hingga Boto yang sampai dengan sekarang belum dihotmix. Menurut dia, hal itu terkendala cuaca
“Saya tiap hari jual ikan keliling itu keatas sampai masuk ke Boto, sering lihat, kadang mereka kerja kadang tidak karena hujan,” kata Zainudin.
Meski begitu, dia mengharapkan ada pengawasan dari PPK dan DPRD supaya proyek jalan itu bisa selesai.
“Mau selesai lama juga tidak apa-apa, intinya jalan bagus, dan satu lagi bisa tahan lama. Kita ya percaya kontraktor yang kerja ini,” tandas Zainudin.(Red)