Keselamatan di Tengah Aspal Panas: Puskesmas Turun Edukasi Pekerja Proyek Adonara

PARA pekerja proyek peningkatan jalan Simpang Hurung–Ile Pati–Demon Dei di Pulau Adonara mendapat pembekalan serius tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dari Puskesmas Waiwadan.

Di tengah deru alat berat dan padatnya jadwal pekerjaan, sesi sosialisasi ini menjadi jeda penting untuk mengingatkan: proyek boleh ngebut, tapi keselamatan tidak bisa ditawar.

Tim medis dan petugas K3 Puskesmas Waiwadan turun langsung ke lokasi proyek, memberikan penyuluhan kepada para pekerja, kontraktor, hingga konsultan yang terlibat.

Dokter, petugas laboratorium, dan tim teknis menjelaskan prosedur kerja aman, penggunaan alat pelindung diri (APD), serta cara mencegah penyakit akibat lingkungan kerja berat.

Kegiatan ini, menurut pihak puskesmas, bukan sekadar formalitas administrasi proyek. Ini bagian dari upaya promotif dan preventif supaya pekerja konstruksi lebih sadar akan risiko yang mengintai setiap hari di lapangan.

Edukasi K3, jika diterapkan dengan benar, bisa berarti satu hal sederhana tapi vital dengan jaminan pulang kerja dengan tubuh utuh.

Hengky Leong, penanggung jawab proyek dari PT Kurnia Mulia Mandiri, memastikan seluruh pekerja mengikuti sosialisasi ini.

Ia menegaskan, sejauh ini proyek berjalan tanpa satu pun kasus kecelakaan kerja.

“Kalau untuk pekerja, tidak ada yang alami kecelakaan kerja,” ujarnya.

Kegiatan seperti ini bukan beban tambahan, melainkan investasi keselamatan. Karena di dunia konstruksi, kecelakaan sekecil apa pun bisa berharga mahal. Pekerja yang paham K3 bukan hanya menjaga diri, tapi juga menjaga ritme proyek agar tetap produktif dan manusiawi.

Sosialisasi K3 di Adonara ini menjadi contoh kecil dari praktik besar bahwa pembangunan infrastruktur seharusnya tidak hanya mengejar kilometer, tetapi juga melindungi nyawa di setiap meter pekerjaan yang dikerjakan.(*)