KSP KOPDIT Swasti Sari Cabang Lembata kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas keuangan anggotanya melalui kegiatan Literasi Keuangan Anggota, yang digelar di Aula Gereja Santo Fransiskus Asisi Lamahora, Lewoleba, Jumat (7/8/2025).
Kegiatan edukatif ini diikuti oleh anggota koperasi dari empat Kantor Khas di Lembata yakni, Ile Ape, Lebatukan, Kedang, dan Nagawutung.
Hadir dalam kegiatan ini Wakil General Manager KSP Kopdit Swasti Sari, Kasmir Kopong, yang secara khusus datang untuk memberikan pembekalan literasi keuangan kepada anggota. Turut mendampingi, Manajer Cabang Lewoleba, Nuning E.P. Wiriadinata.
Namun, yang menjadi sorotan utama dalam kegiatan ini adalah seorang anggota yang mencuri perhatian, Rofinus Rehe — satu-satunya anggota yang memiliki reputasi pinjaman dan angsuran tepat jumlah dan tepat waktu sejak awal menjadi anggota.
Dari data internal yang dipaparkan, Rofinus telah lima kali melakukan pinjaman dengan total Rp 167.000.000. Pinjaman pertama Rp5.000.000, kedua Rp10.000.000, ketiga Rp20.000.000, keempat Rp40.000.000, kelima Rp70.000.000. Seluruhnya dilunasi tanpa catatan tunggakan.
Sebagai bentuk penghargaan, Wakil GM KSP Kopdit Swasti Sari Kasmir Kopong secara langsung menyerahkan piagam penghargaan kepada Rofinus.
“Pak Rofinus ini adalah contoh nyata. Ia menjadi motivasi bagi seluruh anggota untuk bisa membangun reputasi yang baik di koperasi,” ujar Kasmir dalam sambutannya.
Literasi Bukan Sekadar Teori, Tapi Jalan Menuju Kemapanan
Dalam edukasinya, Kasmir menekankan pentingnya literasi keuangan yang sehat bagi anggota koperasi. Menurutnya, kemampuan membedakan kebutuhan dan keinginan adalah dasar penting dalam mengelola keuangan.
“Jangan gunakan uang pinjaman untuk pesta atau kebutuhan konsumtif. Swasti Sari ingin anggotanya menjadi kelompok orang mapan, bukan jadi kelompok orang kaya,” tegas Kasmir.
Ia juga memperingatkan agar anggota tidak terjebak dengan tawaran pinjaman dari koperasi harian atau rentenir, karena menurutnya, itu adalah jalan menuju kemiskinan finansial yang terstruktur.

Kasmir menilai, pinjam di koperasi harian sangat tidak mendidik dan tidak membuat orang mapan.
“Swasti Sari mendorong produktivitas, bukan konsumtif,” tandasnya.
Swasti Sari: Mewujudkan Kemandirian Anggota
KSP Kopdit Swasti Sari, yang berdiri sejak 1 Februari 1988, telah menjalankan misi sosial ekonomi selama lebih dari tiga dekade di NTT dan kini melebarkan sayap ke Bali, Jawa Timur, NTB, Kalimantan Timur dan Batam-Kepulauan Riau.
Sebagai koperasi yang berstatus Primer Nasional, Swasti Sari tidak hanya memberikan pelayanan finansial, tapi juga pendidikan dan pendampingan non-finansial secara rutin. Tujuannya untuk mengubah pola pikir masyarakat dari konsumtif menjadi produktif.
“Pola pikir yang sehat dan tindakan baik akan membentuk kebiasaan dan menciptakan karakter anggota yang tangguh,” terang Kasmir.
Transparan dan Akuntabel
Swasti Sari juga secara rutin menggelar Rapat Anggota Tahunan (RAT) dan melakukan audit keuangan oleh akuntan publik. Laporan ini diserahkan ke Kantor Pelayanan Pajak wilayah NTT sebagai bentuk akuntabilitas.
