SEJUMLAH turis mancanegara tampak bersemangat menapaki tanah yang menyimpan jejak sejarah peradaban laut-fosil ikan paus purba di Desa Watodiri, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata.
Fosil paus itu terpampang megah di pinggir pantai, persis di pinggiran kampung. Tak sekadar melihat, para turis itu pun menyimak kisah yang diceritakan oleh salah satu warga setempat. Penduduk di desa itu menganggap bahwa fosil raksasa laut itu menjadi simbol hubungan sakral antara manusia dan lautan di tanah Lembata.
Tak hanya itu, rombongan turis mancanegara ini pun membagikan sejumlah buku tulis kepada anak-anak usia sekolah yang kebetulan berada di lokasi tersebut. Ini bukti wisata punya kaitan erat dengan peningkatan pendidikan.
Perjalanan berlanjut ke pantai Igo Tapu di Desa Muruona, tempat di mana matahari dan garam menyatu dalam harmoni. Di sini, para turis menyaksikan langsung proses pembuatan garam tradisional.
Tak hanya itu, senyum ramah warga dan suguhan tarian adat menyambut mereka dengan hangat. Kaki-kaki asing itu pun akhirnya ikut menghentak pasir, menari bersama dalam kebahagiaan kolektif yang melintasi batas bahasa dan budaya.
Sebagai bagian dari kepedulian terhadap lingkungan, para wisatawan juga diajak menanam mangrove di pesisir desa. Mereka tak hanya membawa pulang kenangan, tapi juga meninggalkan jejak hijau untuk masa depan.
Menjelang senja, langkah rombongan turis dari Amerika, Jepang, Rusia, Thailand dan Australia ini berlanjut ke Pasar TPI di Lewoleba. Aroma laut, suara tawar-menawar, dan tawa lepas para pedagang menjadi pengalaman baru yang autentik. Mereka merasakan denyut kehidupan masyarakat pesisir-jujur, sederhana, dan penuh warna.
“Wisatawan asing ini berasal dari Amerika, Rusia, Jepang, Thailand dan Australia. Rombongan wisatawan ini konsen pada penelitian kebudayaan dan kehidupan masyarakat lokal di Lembata dan Flores Timur”, ungkap Tour Guide, Samuel, Pria asal Maritaing, Alor, kepada wartawan Sabtu 31 Mei 2025.
Hari kedua, rencananya, para turis mancanegara ini akan bersiap untuk melanjutkan petualangan mereka ke dua destinasi budaya yang memikat di Timur Nusa Tenggara. Mereka akan menapakkan kaki di Desa Lamalera, Lembata — kampung nelayan legendaris yang dikenal luas dengan tradisi penangkapan ikan paus secara turun-temurun, dan Desa Lamahelan, Flores Timur, tempat di mana seni memasak arak tradisional terus hidup dalam pelukan adat.
