DALAM langkah strategis untuk memperkuat ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani, Bupati Lembata Kanis Tuaq menggandeng Perum Bulog untuk menyerap hasil panen jagung petani Lembata dengan harga Rp5.500 per kilogram. Kebijakan ini akan dilaunching pekan depan.
Gubernur NTT Melki Laka Lena juga dikabarkan akan hadir dalam launching tersebut.
Bupati Kanis menegaskan bahwa pemerintah daerah tidak ingin melihat petani dirugikan oleh fluktuasi harga pasar yang tak menentu. Pasalnya, selama ini petani sering menjadi korban permainan harga, sehingga pemerintah hadir untuk memastikan hasil kerja keras mereka dihargai layak.
Menurutnya, kerjasama dengan Bulog merupakan bentuk keberpihakan nyata pemerintah kepada petani.
Program pembelian jagung ini akan dijalankan mulai April hingga pertengahan musim panen tahun ini. Bulog akan menampung hasil panen dari berbagai kecamatan di Lembata, seperti Ile Ape, Ile Ape Timur, Lebatukan, dan Nubatukan, yang dikenal sebagai sentra produksi jagung.
Petani Sambut Antusias
Langkah ini disambut positif oleh para petani. Yohanes Bala, seorang petani dari Ile Ape mengaku senang dengan adanya jaminan harga dari pemerintah.
“Sekarang sudah tenang, karena Bulog siap beli dengan harga tetap,” ujarnya.
Dia berujar, harga jagung Rp5.500 per kilogram memberikan margin keuntungan yang layak, mengingat biaya produksi per kilogram jagung berada di kisaran Rp3.000–Rp3.500.
Program ini merupakan bagian dari visi besar Bupati Kanis Tuaq dalam membangun Lembata melalui penguatan sektor pertanian dan kemandirian pangan, peternakan dan kelautan.
Selain itu, Bupati juga mendorong pendampingan teknis bagi petani agar hasil panen bisa semakin meningkat, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas.(*)