YAYASAN Plan International Indonesia (Plan Indonesia) menyelenggarakan pelatihan pertanian cerdas iklim bagi kaum muda dari tiga desa dampingan di Kabupaten Lembata yakni Desa Wailolong, Desa Kolontobo dan Desa Lamaau mulai 29 hingga 31 Oktober 2024 di Desa Wowong kecamatan Buyasuri.
Pelatihan Pertanian Cerdas Iklim, diikuti oleh 15 kaum muda dampingan Plan Indonesia, difasilitasi oleh petani berpengalaman dan pemerintah desa.
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan keterampilan kaum muda dalam siklus pertanian adaptif, mulai dari persiapan lahan hingga perawatan hortikultura, agar mereka mampu menghadapi perubahan iklim sesuai kondisi lingkungan setempat.
Menurut Erlina Dangu, Manager Programme Implementation Area Lembata Plan Indonesia, pelatihan itu merupakan langkah penting dalam membekali kaum muda dengan keterampilan pertanian adaptif, sehingga mereka dapat menghadapi tantangan perubahan iklim.
“Kami berharap setelah belajar langsung dari desa ini, peserta akan lebih siap dan termotivasi untuk berkontribusi pada pemberdayaan ekonomi di desa mereka,” ujarnya.
Lahan Terdampak Bencana Menjadi Rujukan Pertanian Cerdas Iklim
Pada tahun 2021, Plan Indonesia memulai program pertanian cerdas iklim di Desa Wowong sebagai respons pemulihan ekonomi setelah bencana banjir akibat badai Seroja.
Program ini berhasil dan didukung penuh oleh pemerintah desa serta Dinas Pertanian Kabupaten Lembata, menghasilkan kemajuan pesat. Beragam sayuran tumbuh subur di desa ini, dengan pemerintah desa berkomitmen memperluas program hingga hampir seluruh lahan produktif di wilayah tersebut.
Tahun 2024 Desa Wowong mendapat dukungan dari Kementerian BUMN melalui kemitraan dengan Pupuk Indonesia untuk memperluas skala produksi pertanian cerdas iklim di desa ini.
Melihat berbagai capaian ini, Plan Indonesia memilih Desa Wowong sebagai lokasi pelatihan agar peserta dapat belajar langsung dari praktisi pertanian cerdas iklim di lapangan. Peserta juga akan berdiskusi dengan Kepala Desa Wowong mengenai tantangan dan solusi dalam pendanaan dan kebijakan desa untuk mendukung pertanian cerdas iklim.
“Desa Wowong adalah inspirasi nyata yang kami harapkan dapat memotivasi kaum muda untuk menerapkan pertanian cerdas iklim di lingkungan mereka sendiri. Keberhasilan desa ini dalam mereplikasi dan mengembangkan model pertanian adaptif terhadap iklim harus kita apresiasi,” ungkapnya.
Ema (26), salah satu peserta kegiatan menyatakan ketertarikannya terhadap konsep pertanian ini. Melalui kegiatan ini dia belajar banyak hal terkait pertanian cerdas iklim serta dampak dan manfaat ekonominya.
Selesai dari kegiatan ini, Ema dan teman-temannya akan berkolaborasi dengan karang taruna dari desa asalnya untuk menerapkan hasil pembelajaran ini pada kebun kelompok milik mereka.
“Menarik sekali kegiatan ini. Saya juga tertarik dengan keberhasilan para petani disini dalam mengelola ekonomi mereka. Bertani dan berkebun juga menjanjikan penghasilan yang mencukupi jika ditekuni dengan benar,” terangnya.
Solusi Inovatif dan Adaptif Terhadap Perubahan Iklim
Jubir Latif (32), Kepala Desa Wowong menyatakan sejauh ini desanya berkomitmen untuk mengembangkan semua potensi yang dimiliki oleh desa. Dia menyambut baik dan mendukung penuh pihak-pihak yang memberikan kontribusi bagi pembangunan desa. Terlebih dalam upaya-upaya adaptasi terhadap perubahan iklim.
“Bersama Plan Indonesia kami mulai pertanian model ini sebagai salah satu opsi pemulihan ekonomi masyarakat pasca badai seroja. Kami perlu untuk memproduksi tanaman jangka pendek yang adaptif dengan kondisi iklim saat ini, pilihan utama adalah sayur dan beberapa tanaman hortikultura lainnya. Seluruh masyarakat mendukung, kami juga mendapatkan dukungan penuh dari dinas pertanian. Ternyata berkembang maksimal. Dan sejauh ini kami mendapatkan dukungan dari berbagai pihak,” katanya.
Jubir menambahkan upaya ini adalah salah satu langkah konkrit dalam pembangunan desa. Selain berkontribusi bagi kesiapsiagaan desa dalam konteks jaring pengamanan sosial dan ekonomi, lahan sayur ini juga bentuk komitmen desa dalam upaya pencegahan stunting. yaitu dengan menyediakan makanan bergizi sebagaimana tertuang dalam pilar 4 Roadmap Percepatan Pencegahan Stunting Nasional Tahun 2018-2024.
Kegiatan ini juga menjadi sarana belajar dan studi banding di mana para peserta dapat belajar langsung dari pengalaman sukses petani di Desa Wowong. Dengan difasilitasi oleh staf Plan Indonesia, pemerintah desa, dan para petani lokal, peserta diharapkan dapat menyusun rencana tindak lanjut yang bisa diterapkan di desa masing-masing.(Tim-Red/)